Kompas TV nasional peristiwa

Kisah Mayor Jantje, Tanjidor dan Burung Walet Klapanunggal

Kompas.tv - 6 Mei 2021, 05:00 WIB
kisah-mayor-jantje-tanjidor-dan-burung-walet-klapanunggal
Sarang burung walet (Sumber: Tribunnews)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah China berminat membeli sarang burung walet dari Indonesia dengan nilai yang terbilang besar,  Rp16 triliun. Pemerintah pun kini sedang gencar mendorong petani sarang burung walet untuk bisa memproduksinya.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

"Ini yang kita bahas tadi bersama Bapak Presiden Joko Widodo, kami diminta bersama dengan Menteri Pertanian dan Menteri Perindustrian agar bisa mendorong para petani sarang burung walet bisa memenuhinya," kata Lutfi usai Rapat Terbatas dengan Presiden Jokowi yang disiarkan secara virtual, Selasa (05/05/2021).


Hingga saat ini, ekspor sarang burung Walet ke China baru sekitar Rp8 triliun, setengah dari komitmen pembelian China.

Baca Juga: China Mau Beli Sarang Burung Walet Rp16 T, Pemerintah Tancap Gas Genjot Produksi

China memang negara yang dikenal memiliki tradisi menyantap burung walet. Negeri ini mengimpor dari berbagai belahan dunia sarang burung walet, termasuk Indonesia yang  menyumbang 80 persen produksi sarang burung Walet dunia.

Maka tidaklah mengherankan, di zaman Belanda,  Batavia pernah punya orang terkaya karena usaha sarang burung walet, Mayor Jantje. Kisah itu dituliskan oleh Johan Fabricus dalam buku Major Jantje, Cerita Tuan Tanah Batavia Abad ke-19. 

Buku berdasarkan sejarah mengisahkan Major Jantje, yang bernama lengkap Augustijn Michels, penduduk pribumi Indo yang oleh orang Tionghoa dipanggil "Mayor Jantje". Sang Mayor mendapat kekayaan dari ayahnyan yang membeli tanah di Klapanunggal, Cileungsi, Bogor.  Tanah ini disebut Vogelberg alias gunung burung karena di sana banyak sarang burung.

Dengan usaha sarang burung waletnya, Mayor Jantje memperoleh kekayaan melimpah. Ratusan budak yang bekerja, rumah panjang yang megah dan selalu ada pesta setiap Sabtu malam. 

Baca Juga: Bisnis Saat Pandemi, Ekspor Sarang Burung Walet Indonesia Meningkat

Disebutkan seluruh kebutuhan Mayor Jantje sebesar 3280 gantang beras (satu gantang setara 3,125 kilogram)  dalam sebulan. Bahkan anjing Mayor Jantje saja perlu 28 gantang. 

Semua kekayaan itu didapat dari usaha sarang burung walet. "Burung-burung walet Klapanunggal itu merangsang daya bayangannya, sesuatu yang terjadi ketika ia masih kanak-kanak," demikian Johan Fabricus menceritakan Mayor Jantje ketika masih anak-anak yang terpesona dengan sarang burung walet milik ayahnya.

"Suatu ketika ia ikut ke sumber harta yang tak pernah kering itu. Dengan menahan nafas, ia saksikan bagaimana pemetik-pemetik sarang itu meluncur turun ke bawah melalui tangga-tangga rotan, dikaitkan pada dinding karang yang terjal."      

Melalu kekayaan yang melimpah, saudagara kaya ini sering mengadakan pesta di rumahnya. Salah satu jenis kesenian yang paling sering ditampilkan adalah tanjidor, perpaduan musik lokal Sunda, Betawi dan Belanda. Para pemain diberi seragam, diberi tempat di rumahnya hanya untuk menghibur semata.

Sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) Mona Lohanda ketika memberi kata pengantar terhadap buku ini menuliskan, "Barangkali inilah peninggalan Mayor Jantje paling berharga. Tradisi bermusik ini, di kemudian hari dikenal sebagai cikal bakal tanjidor, musik pengaruh Indo Belanda yang dikenal sebagai musik rakyat Betawi."



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x