Kompas TV regional sosial

Anggota DPD Mamberob Yoshepus Ruma: Pemerintah Perjelas Pihak yang Disebut Teroris di Papua

Kompas.tv - 5 Mei 2021, 21:22 WIB
anggota-dpd-mamberob-yoshepus-ruma-pemerintah-perjelas-pihak-yang-disebut-teroris-di-papua
Kolase ilustrasi salah satu pasukan elite TNI AD yakni Yonif 315/Garuda TNI yang akan dikirim ke Papua. (Sumber: grid.id)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Deni Muliya

MANOKWARI, KOMPAS.TV - Anggota DPD RI dari dapil Papua Barat, Mamberob Yoshepus Rumakiek meminta pemerintah memperjelas deskripsi pihak yang menerima label ‘teroris’ di Papua.

Menurut Mamberob, deskripsi jelas di Papua ini penting untuk membedakan masyarakat sipil dari kelompok teroris itu.

“Terkait penetapan status teroris untuk kelompok bersenjata, kami meminta secara tegas pemerintah memberi penjelasan secara detail, secara baik soal siapa saja atau bagaimana bisa membedakan yang dimaksud dengan teroris, yang kriminal, dan masyarakat sipil,” ujar Mamberob dalam diskusi bertajuk “Stop Pelanggaran-Pelanggaran HAM, Papua Damai”, Rabu (5/5/2021).

Baca Juga: Solusi Konflik Papua, Komnas HAM Sebut Presiden Jokowi sampai Panglima TNI Setuju Jalan Damai

Ia menyatakan, dirinya dan sejumlah anggota parlemen di Papua dan Papua Barat juga mendukung pemerintah dalam hal pembangunan.

“Kami bersama-sama sejak Reformasi sampai hari ini terus berusaha mengupayakan pembangunan di tanah Papua dengan baik dan damai dan memberikan kesejahteraan bagi orang Papua,” kata Mamberob.

Akan tetapi, upaya ini terhalangi kontak tembak antara aparat TNI dengan kelompok separatis bersenjata.

“Situasi keamanan yang terus terjadi sampai hari ini mengganggu proses pembangunan itu. Kelompok-kelompok yang terus melakukan kontak tembak bersenjata masih terjadi di wilayah pegunungan Provinsi Papua,” imbuhnya.

Mamberob mengatakan, pendekatan keamanan pemerintah selama ini gagal menyelesaikan konflik sehingga menghambat upaya menyejahterakan warga Papua.

“Dari saya masih kecil sampai hari ini saya jadi anggota parlemen, kelompok bersenjata selalu ada di tanah Papua tidak bisa selesai. Dari Papua berstatus Daerah Operasi Militer (DOM) hingga hari ini tidak juga selesai. Malah eskalasi kekerasan meningkat dengan terjadinya kontak tembak antara kelompok bersenjata dengan aparat keamanan,” ujar Mamberob.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x