Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

China Mau Beli Sarang Burung Walet Rp16 T, Pemerintah Tancap Gas Genjot Produksi

Kompas.tv - 5 Mei 2021, 11:00 WIB
china-mau-beli-sarang-burung-walet-rp16-t-pemerintah-tancap-gas-genjot-produksi
Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi usai Rapat Terbatas dengan Presiden Jokowi yang disiarkan secara virtual, Selasa (4/5/2021). (Sumber: (KOMPAS.com/ELSA CATRIANA))
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, China berkomitmen membeli sarang burung walet asal Indonesia senilai Rp16 triliun. Pemerintah pun kini sedang gencar mendorong petani sarang burung walet untuk bisa memproduksinya.

"Ini yang kita bahas tadi bersama Bapak Presiden Joko Widodo, kami diminta bersama dengan Menteri Pertanian dan Menteri Perindustrian agar bisa mendorong para petani sarang burung walet bisa memenuhinya," kata Lutfi usai Rapat Terbatas dengan Presiden Jokowi yang disiarkan secara virtual, Selasa (05/05/2021).

Baca Juga: Cerita Pemilik UKM Pria Tampan Bisa Ekspor Batik ke AS dan Kanada meski Pandemi

Hingga saat ini, ekspor sarang burung Walet ke China baru sekitar Rp8 triliun, setengah dari komitmen pembelian China.

"Dan hari ini angka itu baru separuhnya dan kita akan mengejar target tersebut di akhir tahun 2021," tambah Lutfi.

Menurut Lutfi, Indonesia diuntungkan dengan harga sarang burung Walet yang mahal. Apalagi Indonesia adalah salah satu produsen utama sarang burung walet untuk dunia. Indonesia menyumbang 80 persen produksi sarang burung Walet dunia.

Baca Juga: India Larang Ekspor Vaksin Saat Tsunami Covid-19, Sejumlah Negara Kena Getahnya

Kemendag mencatat, tahun lalu Indonesia telah mengekspor 1.316 ton sarang burung Walet senilai 540 juta dollar AS.

"Jadi kalau kita lihat, jumlah dari tonnya itu disparitas harganya yang luar biasa. Desparitas itu terjadi karena negara tujuan utama mempunyai harga yang berbeda. Misalnya, saja Hongkong yang kita jual lebih dari hampir 85 persen ekspor kita, harga perkilonya itu hanya 88 dollar AS, sedangkan di RRT harga sekilonya lebih dari 1.500 dollar AS, (sekitar Rp21 juta)," jelas Lutfi.

Lutfi mengatakan, Presiden meminta Kemendag menyamakan sejumlah aturan terkait produksi sarang burung Walet dengan Kementerian Pertanian. Sehingga petani komoditas tersebut bisa meningkatkan produksinya, mendapat kemudahan izin ekspor, serta menikmati harga terbaik.

Baca Juga: Bulog Tunda Impor Daging Kerbau India, Dampak Pandemi Covid-19 Gelombang Kedua



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x