Kompas TV internasional kompas dunia

Dianggap Tak Sensitif, Pemerintah China Hapus Unggahan Berisi Ejekan Tragedi Covid-19 India

Kompas.tv - 4 Mei 2021, 02:23 WIB
dianggap-tak-sensitif-pemerintah-china-hapus-unggahan-berisi-ejekan-tragedi-covid-19-india
Inilah unggahan sejumlah akun resmi lembaga pemerintah China yang mengejek tragedi Covid-19 India dengan membandingkan "China menyalakan api versus India menyalakan api". Kedua unggahan ini telah dihapus, menyusul kecaman dari para pengguna media sosial di China. (Sumber: Weibo)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Hariyanto Kurniawan

BEIJING, KOMPAS.TV – Sejumlah foto yang beredar di media sosial yang diunggah oleh dua akun resmi pemerintah China menuai kecaman dari netizen China. Pasalnya, unggahan tersebut berisi ejekan bagi India yang saat ini tengah berperang melawan tragedi Covid-19.

Melansir Insider pada Senin (3/5/2021), sebuah akun yang terkait dengan Partai Komunis yang berkuasa di China mengunggah sebuah foto kontroversial pada Sabtu lalu (1/5/2021).

Foto itu menampilkan perbandingan antara api peluncuran modul Tianhe di China ke luar angkasa yang berlangsung sukses dengan api krematorium massal di India.

Baca Juga: Petugas: 50 Lebih Jenazah Pasien Covid-19 Dikremasi Setiap Hari di India

Foto tersebut diunggah oleh Komisi Urusan Politik dan Hukum Pusat pemerintah China dalam akun Weibo-nya, dan diberi keterangan “China menyalakan api versus India menyalakan api”.

Unggahan itu juga disertai tagar yang menyebut bahwa kasus Covid-19 India telah melampaui 400.000 kasus dalam sehari. CNN melaporkan, unggahan ini lalu dibagikan oleh beberapa akun pemerintah China yang dikelola oleh polisi dan sejumlah lembaga penegak hukum lain.

Akun resmi Kementerian Keamanan Publik China pada Jumat (30/4/2021) juga mengunggah gambar terpisah yang membandingkan “gunung dewa api” – sebutan bagi rumah sakit yang dibangun untuk memerangi Covid-19 di Wuhan – dengan sebuah kremasi massal di India.

Baca Juga: Krisis Covid-19 di India, Perempuan Meninggal di Mobilnya Setelah Menunggu 3 Jam untuk Dirawat

Sejumlah pengguna media sosial dilaporkan mengomentari unggahan-unggahan tersebut sebagai “bermasalah secara moral”.

Kedua unggahan itu dihapus setelah banyak pengguna Weibo di China mengekspresikan kemarahan mereka atas unggahan yang dinilai tak sensitif itu.

Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times yang didukung oleh Partai Komunis, juga mengecam unggahan tersebut dengan mengatakan, “Saya pikir tak pantas bagi akun media sosial institusi resmi atau lembaga berpengaruh China mengejek India saat ini.”

“Mereka seharusnya menjunjung tinggi panji-panji kemanusiaan saat ini, menunjukkan simpati bagi India, dan dengan tegas menempatkan masyarakat China pada landasan moral yang tinggi,” ujar Xijin.

Baca Juga: Krisis Covid-19 di India, Sejumlah Bintang Bollywood ‘Melarikan Diri’ Berlibur ke Maladewa

Tensi sentimen nasionalisme antara kedua negara itu meningkat akibat perselisihan menyoal perbatasan sepanjang 3.380 kilometer di kawasan Himalaya. Sejumlah pihak menilai pertempuran India melawan Covid-19 sebagai kesempatan bagi China untuk meredakan ketegangan dengan tetangganya itu.

“Kami harap semua orang memberi perhatian pada pemerintah China dan opini publik umum yang mendukung perjuangan India melawan epidemi,” kata juru bicara kementerian luar negeri China menyusul penghapusan unggahan-unggahan tak sensitif itu seperti dikutip dari Bloomberg.

Baru-baru ini, Presiden China Xi Jinping mengirimkan pesan belasungkawa pada Perdana Menteri India Narendra Modi, dan menawarkan bantuan bagi India untuk menangani kelangkaan oksigen dan pasokan penting lainnya.

Baca Juga: Bantu Atasi Covid-19 di India, Inggris Kirim 1000 Ventilator

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menyatakan pada Jumat (30/4/2021) bahwa Palang Merah China, pemerintah daerah, LSM, dan perusahaan-perusahaan China tengah berupaya mengumpulkan pasokan yang berkaitan dengan pandemi untuk dikirimkan ke India sesegera mungkin.

Di hari ke-12 pada Senin (3/5/2021), India mencatat lebih dari 300.000 kasus Covid-19 baru, hingga total kasus mencapai hampir 20 juta kasus. Angka kematian melonjak dari 3.417 menjadi lebih dari 215.000, namun para ahli medis meyakini, jumlah yang sebenarnya mencapai 5 hingga 10 kali lipat lebih besar dari jumlah resmi yang tercatat.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x