Kompas TV cerita ramadan cerita

Uhamka Kembangkan Big Data untuk Evaluasi Waktu Subuh dan Kalender Islam

Kompas.tv - 4 Mei 2021, 00:13 WIB
uhamka-kembangkan-big-data-untuk-evaluasi-waktu-subuh-dan-kalender-islam
Sholat subuh berjamaah (Sumber: KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI)
Penulis : Laura Elvina

JAKARTA, KOMPAS.TV – Muhammadiyah terus melakukan evaluasi terhadap waktu subuh dan kalender Islam dengan menggunakan kemajuan teknologi informasi.

Badan Pengembangan Teknologi Informasi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (BPTI UHAMKA) menggunakan perkembangan IT dan teknologi big data untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi waktu subuh.

Menurut Direktur Islamic Science Research Network (ISRN) UHAMKA, Prof. Dr. Tono Saksono, waktu subuh di Indonesia secara umum terlalu dini atau lebih cepat beberapa menit.

“Pada 23 Agustus 2016, ada diskusi internal tentang Global Islamic Calendar di kantor Majelis Tarjih Muhammadiyah di Yogyakarta. Di luar diskusi ini ada tiga hasil presentasi tentang waktu Subuh. Dari presentasi tersebut saya melihat ada indikasi kuat fajar ini terlalu dini,” terang Tono saat mengisi webinar IT Solutions Forum yang diselenggarakan oleh BPTI UHAMKA, Rabu (28/4/2021).

ISRN UHAMKA menilai evaluasi waktu subuh ini perlu terus dilakukan.

Terlebih untuk bulan Ramadan, karena akan menentukan waktu dimulainya berpuasa bagi umat Islam di Indonesia.

Selain untuk mengevaluasi waktu subuh di Indonesia, ISRN UHAMKA juga berencana untuk terus mengkontribusikan penelitian mereka dalam forum internasional yang bisa digunakan oleh umat muslim di seluruh dunia.

Hasil penelitian tersebut bisa digunakan untuk pembaruan kalender Islam di dunia.

“Insya Allah, algoritma yang telah kami bangun akan menjadi referensi saintis muslim di dunia, khususnya untuk pemrosesan data twilight,” tambah Tono.

Perkembangan teknologi informasi yang digunakan untuk evaluasi waktu fajar dan kalender Islam di antaranya ilmu astronomi, digital image processing, cloud computing atau big data.

Hal ini sesuai dengan pernyataan CEO BPTI UHAMKA, Endy Sjaiful Alim.

Sementara itu, dukungan teknologi data science menjadi sangat diperlukan untuk mengolah data yg mampu menjadi acuan unifikasi kalender Islam secara global.

Hal ini sesuai pernyataan Ismail Fahmi, Founder Drone Emprit yg telah menjadi salah satu narasumber dalam IT Solutions Forum, yg digelar oleh BPTI UHAMKA bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Tiongkok.

Baca Juga: Gebyar Ramadan, Uhamka Gelar Kompetisi Tingkat Internasional: Harmoni Islam dan Kebudayaan



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x