Kompas TV internasional kompas dunia

Menlu Iran Minta Maaf Atas Ucapannya Dalam Rekaman yang Bocor ke Publik

Kompas.tv - 3 Mei 2021, 04:15 WIB
menlu-iran-minta-maaf-atas-ucapannya-dalam-rekaman-yang-bocor-ke-publik
Dalam file foto 26 Januari 2021, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyimak dalam sebuah diskusi di Moskow, Rusia. Menteri luar negeri Iran hari Minggu meminta maaf atas rekaman komentar yang bocor ke publik pekan lalu (Sumber: Russian Foreign Ministry Press Service via AP, File)
Penulis : Edwin Shri Bimo

TEHRAN, KOMPAS.TV - Setelah mendapat kecaman dari pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, menteri luar negeri Iran Mohammad Javad Zarif meminta maaf secara langsung dan ekstensif pada Minggu, (02/05/2021) atas rekaman komentarnya yang bocor ke publik pekan lalu, seperti dilansir Associated Press, Senin, (03/05/2021)

Bocoran rekaman Mohammad Javad Zarif itu menyebut penilaian blak-blakan dari perebutan kekuasaan internal negara dan kritik terhadap almarhum Jenderal Iran Qassem Soleimani, sehingga mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Iran kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden.

Para pejabat di Iran dengan hati-hati memikirkan kata-kata mereka di tengah lingkungan politik yang melibatkan Pengawal Revolusi yang memiliki posisi kuat dan hanya melapor kepada  pemimpin tertinggi negara itu.

"Saya sangat menyesal," tutur Zarif di Instagram, "sebagian dari komentar saya dicuri dan dipublikasikan serta disalahgunakan oleh musuh negara dan rakyat, dan itu menyebabkan Anda, pemimpin tertinggi, merasa menyesal."

Pernyataan itu muncul setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei tampak mengecam Zarif dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu.

Baca Juga: Kapal Perang AS Lepaskan Tembakan Peringatan saat Kapal Iran Melintas Terlalu Dekat di Teluk Persia

Pemimpin Agung Iran Ayatollah Ali Khamenei saat menghadiri sebuah pertemuan di Teheran, Iran pada Rabu (14/4/2021). (Sumber: Office of the Iranian Supreme Leader via AP)

Dalam pidatonya, Khamenei menahan diri untuk tidak menyebut nama Zarif. Namun dia menggambarkan "kesalahan besar yang tidak boleh dilakukan oleh seorang pejabat Republik Islam", sembari mencatat komentar yang bocor itu "adalah pengulangan dari apa yang dikatakan musuh Iran."

“Beberapa ucapan telah didengar dari pejabat tersebut, (bagi saya) disesalkan dan mengejutkan,” tambahnya.

Permintaan maaf Zarif di Instagram mengikuti pernyataan dia sebelumnya kepada keluarga Soleimani, yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak AS di Irak tahun lalu.

Dalam postingannya, dia mengulangi percakapan tujuh jam yang bocor itu tidak pernah dimaksudkan untuk dirilis.

Dia menyatakan penyesalan karena meninggalkan garis resmi Iran, mengakui bahwa "mengikuti saran dan keputusan pemimpin tertinggi adalah kebutuhan yang tidak dapat disangkal."

Dia menambahkan, “Komentar Anda adalah keputusan terakhir tentang semua hal bagi saya dan kolega saya. Sebagai ahli dalam hubungan luar negeri, saya selalu percaya itu harus dikelola dan dibimbing oleh atasan."

Baca Juga: Iran Sebut Negosiasi Nuklir di Wina 'Progresif' meski Ada Kesulitan

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi tiba di lokasi negosiasi kesepakatan nuklir Iran di Wina, Austria, pada 6 April 2021. (Sumber: Xinhua/Georges Schneider)

Kritik Zarif terhadap Soleimani yang dihormati, yang prosesi pemakamannya di Iran menarik jutaan orang ke jalan, memicu kontroversi secara kontan.

Dalam rekaman tersebut, Zarif mempermasalahkan hubungan Soleimani dengan Rusia, yang ia tuduh mencoba menyabotase kesepakatan nuklir penting Teheran tahun 2015 dengan kekuatan dunia.

Dia juga mengecam penolakan Soleimani untuk berhenti menggunakan maskapai nasional yang disanksi AS, Iran Air, untuk operasi di Suriah yang dilanda perang meskipun Zarif keberatan.

Spekulasi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir bahwa Zarif, pejabat Iran yang paling dekat hubungannya dengan perjanjian nuklir yang sekarang sudah compang-camping, akan menantang kelompok garis keras dalam pemungutan suara yang akan datang.

Tetapi kecaman Khamenei terhadap menteri luar negeri kemungkinan akan mengabaikan ambisi seperti itu, karena Dewan Penjaga, sebuah badan ulama senior dan pakar hukum yang melayani di bawah Khamenei, akan memeriksa calon untuk jabatan.

Zarif bersikeras dia tidak ingin mencalonkan diri sebagai Presiden Iran.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x