Kompas TV video sinau

Mengenal Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia

Kompas.tv - 2 Mei 2021, 16:46 WIB
Penulis : Gempita Surya

KOMPAS.TV - Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara lahir di lingkungan Keraton Pakualam Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.

Soewardi muda sempat bersekolah di sekolah dokter Batavia (STOVIA), namun tidak sampai tamat karena kondisinya yang sakit-sakitan. Ia kemudian bekerja sebagai jurnalis di beberapa surat kabar seperti Oetoesan Hindia dan Kaoem Moeda.

Selain menulis, ia juga aktif berorganisasi. Pada tahun 1912, Soewardi bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo mendirikan partai politik pertama di Hindia Belanda, Indische Partij, untuk mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kritiknya terhadap pemerintah kolonial dalam tulisan berjudul “Seandainya Aku Seorang Belanda”, membuat Soewardi diasingkan ke Belanda pada 1913 bersama Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker.

Masa pengasingan di Belanda dimanfaatkan Soewardi untuk mendalami dunia pendidikan. Pada 3 Juli 1922, Soewardi mendirikan "Taman Siswa" di Yogyakarta.

Ia pun melepas nama kebangsawanannya, dan menggunakan nama Ki Hadjar Dewantara agar perjuangannya lebih mudah diterima masyarakat.

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama di Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara wafat tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta. Pada tanggal 16 Desember 1959, hari kelahirannya ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Ki Hadjar Dewantara juga menciptakan tiga buah semboyan yang sampai saat ini masih digunakan di dunia pendidikan.

Ketiga semboyan itu adalah “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani” yang berarti “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, dan di belakang memberi dorongan”.

Ketiga semboyan peninggalan Ki Hadjar Dewantara itu kemudian menjadi semboyan dalam pendidikan di Indonesia. Bahkan bagian dari semboyan ciptaannya, Tut Wuri Handayani, menjadi bagian dari logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.(*)

Grafis: Arief Rahman



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x