Kompas TV tekno aplikasi

Aplikasi CLM Milik Pemkot DKI Jakarta Gunakan Sistem Machine Learning. Apa Itu?

Kompas.tv - 2 Mei 2021, 14:00 WIB
aplikasi-clm-milik-pemkot-dki-jakarta-gunakan-sistem-machine-learning-apa-itu
Aplikasi CLM (Sumber: Corona.jakarta.go.id)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Demi meminimalir penyebaran Covid-19 di Jakarta, Pemerintah Kota DKI Jakarta menerapkan sistem inovasi untuk pengecekan gejala Covid-19 bagi masyarakatnya. Menggunakan teknik Machine Learning, teknologi ini menggunakan sistem kecerdasan buatan atau artificial intelligence.

Berdasarkan informasi di situs corona.jakarta.go.id, CLM merupakan kepanjangan dari Corona Likelihood Metric (CLM). Ini merupakan aplikasi pengujian atau screening mandiri berteknologi machine learning. Machine learning adalah salah satu cabang dari artificial intelligence atau kecerdasan buatan yang membuat sistem bisa mengadaptasi kemampuan manusia untuk belajar.

Dalam aplikasi machine learning, algoritma atau urutan proses statistik dilatih untuk menemukan pola dan fitur tertentu dalam jumlah data yang besar. Ini bertujuan agar dapat membuat suatu keputusan dan prediksi berdasarkan data.

Semakin bagus algoritma, maka keputusan dan prediksi sistem akan semakin baik. Sehingga kemudian, sistem ini sangat bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan dunia. Terlebih kemampuannya sama seperti manusia yang akan lebih pintar ketika belajar. Begitu pula dengan sistem machine learning. Sistem ini akan makin akurat ketika data yang dimasukkan semakin banyak.

CLM ditujukan untuk membantu Anda dalam mengukur risiko kemungkinan Anda positif Covid-19 dan merekomendasikan apa yang harus Anda lakukan. Ada tiga jenis yang dipertimbangkan dalam referensi perhitungan CLM, yakni kondisi demografi (usia, jenis kelamin), riwayat gejala Covid-19 (dalam 14 hari terakhir), dan riwayat pasien (perjalanan, kontak, kunjungan ke fasilitas kesehatan, dan petugas kesehatan).

Di akhir tes, sistem akan memberikan skor berdasarkan jawaban yang telah diisi berdasarkan level. Mulai dari Level 1 (Risiko Rendah), Level 2 (Risiko Sedang), dan Level 3 (Risiko Tinggi).

Sistem CLM akan membaca riwayat data kasus Covid-19 milik Dinas Kesehatan sebagai pertimbangan hasil tes yang dijalankan. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengikuti tes CLM. Salah satu caranya, perlu mengunduh aplikasi di Google Playstore terlebih dahulu.

Namun, tahukah Anda bagaimana aplikasi ini dibentuk?

 

Proses pembentukan mesin CLM ini dimulai dengan data preprocessing, yaitu dengan membersihkan data yang ada sehingga siap dipelajari oleh model machine learning.

Kemudian membangun beberapa versi model machine learning dengan 80% dari data yang ada. Performa model-model tersebut diuji dengan menggunakan beberapa kriteria, yaitu akurasi, presisi, dan sensitivitas dengan menggunakan 20% data pengujian (testing data).

Model dengan performa terbaik selanjutnya dievaluasi untuk mesin CLM ini, yang kemudian dapat digunakan masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persentase risiko positif Covid-19.

Sebagai catatan, mesin ini terus dipantau dan update dengan menggunakan data terbaru yang didapat, sehingga dapat akurat untuk memantau kondisi kesehatan Anda dan agar penyebaran Covid-19 bisa diminimalisir.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x