Kompas TV entertainment selebriti

Curhat Dian Sastro Belajar Banyak Agama Sebelum Masuk Islam: Ayah Penganut Buddha, Ibu Katolik Taat

Kompas.tv - 2 Mei 2021, 09:33 WIB
curhat-dian-sastro-belajar-banyak-agama-sebelum-masuk-islam-ayah-penganut-buddha-ibu-katolik-taat
Tangkap Layar Dian Sastrowardoyo saat curhat dengan Daniel Mananta (Sumber: Youtube/Daniel Mananta Network)
Penulis : Nurul Fitriana

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dian Sastro curhat soal kisah spiritual ketika akhirnya memilih untuk memeluk agama Islam kepada Daniel Mananta dalam program Daniel Tetangga Kamu di Youtube.

Dalam video yang berdurasi sekitar 1 jam 50 menit ini, Dian Sastro bercerita mengenai dua orang tuanya yang memiliki agama berbeda. Ibunda Dian merupakan penganut Katolik sementara Ayah  penganut Buddha. Dian kecil merupakan penganut Katolik dan sempat belajar banyak agama sebelum akhirnya menganut Islam.

Baca Juga: Indra Bruggman: Cita Citata Adalah Kriteria Istri Idaman Saya

Bagi pemeran Cinta dalam Film Ada Apa Dengan Cinta, baginya sosok almarhum Ayah sangat nyentrik. Ia merupakan penganut Buddha Nichiren Indonesia yang taat. Setiap pagi selalu ada ritual doa yang dilakukan selama sejam menggunakan bahasa jepang dan alat seperti canting.

"Kalau sembahyang Buddhanya itu dia (Ayahnya) pakai bahasa Jepang gitu. Ada kayak tasbihnya, dia harus bersila berdoa dengan bahasa Jepang dan menggunakan kayak canting gitu," curhatnya dikutip dari kanal Youtube Daniel Mananta Network, Minggu (2/5/2021).

Dian juga menjelaskan, Ayah merupakan lelaki kelahiran Jawa Muslim yang pada akhirnya ketika dewasa menemukan kepercayaannya sendiri di Buddha. Bahkan terhitung sebagai penganut Buddha yang sangat taat, seperti Biksu.

"Dia tuh menjalani hidup tuh udah kayak Biksu, yang gak minum minuman keras sama sekali, ga ngerokok, kadang-kadang gak mau makan daging," tuturnya.

Baca Juga: Selebgram Dea Rizky Jadi Tersangka Kasus Penipuan Arisan Online

Bahkan karena hampir setiap hari Ayah tidak pernah absen melakukan ritual, Dian kecil pernah menanyakan mengenai pekerjaan sang Ayah. Hal itu dikemukakannya setelah melihat rata-rata pekerjaan Ayah teman-temannya yang perlu pergi ke kantor. Sementara, Ayah Dian hanya sibuk meditasi dan melakukan kegiatan spiritual setiap pagi.

"Trus saking biksunya, sampai gue tuh sebagai anak kecil SD tuh ngeliat Bapak di rumah melulu pakai sarung. Bapak kerjanya ngapain sih?," ungkapnya.

Hal tersebut sempat juga membuat Dian berada dititik minim kadar hormat kepada Ayah. Hingga kemudian semuanya berubah ketika Ariawan Rusdianto Sastrowardoyo, Ayah Dian meninggal dunia. Saat itu, Dian masih berusia sekitar 13 tahun. Ada penyesalan yang hadir dan itulah awal mula Dian memiliki semangat untuk belajar banyak tentang filsafat termasuk pencarian mengenai kepercayaan yang harus dianutnya.

Dian mengaku pernah menjalani spiritual turis atau mempelajari banyak agama saat berusia 17 tahun. Diusia tersebut bertepatan dengan keinginan dirinya untuk mencari agama untuk diri sendiri seperti Ayahnya dulu. Pada saat itu, ada satu pertanyaan yang ingin Dian dapatkan jawabannya sesuai dengan yang diharapkan.

"Kalau alam semesta ini gede banget, dan manusia itu hanya segelintir debu, kenapa kita itu harus ada? Kalau pada akhirnya, toh, akan kiamat juga," terang Dian saat menyebutkan pertanyaan yang diajukan dalam masa pencarian.

Dari seluruh pemuka agama yang didatangi Dian, kemudian hanya satu yang dapat memuaskan dahaga penasarannya. Saat itu, anak tunggal ini diajak tantenya pergi ke sebuah pengajian. Dalam pengajian tersebut, Dian bertemu seorang ustaz yang menjelaskan segala hal dengan logis, termasuk mengenai pertanyaannya selama ini. Sebab ingin belajar lebih jauh dengan ustaz tersebut, maka Dian memenuhi syarat untuk melakukan salat 5 waktu.

Dian mensyukuri pilihannya memilih Islam didukung suportif oleh Dewi Parwati Setyorini, Ibundanya. Ibu hanya berpesan kepada Dian agar taat dan jangan mengkuti orang. Bagi pemeran Ibu Kartini dalam film karya Hanung Bramantyo ini, agama sangatlah bersifat personal. Sehingga, saat pencapaian untuk khatam Al-Quran diselesaikannya sebelum menikah, hal tersebut sempat membuat Ibundanya merasa haru.

Kini setiap Ramadan, ibu dua anak ini selalu berupaya untuk khatam Al-Quran dengan mengikuti kelompok tadarus. Selain itu, Dian pun pernah mengkhatamkan semua artinya seperti membaca novel.

"Wow, kok bagian ini kayak lagi ngomong ama gue," pungkasnya.

Hingga kini Dian masih tinggal serumah dengan Ibunda dengan menjalani toleransi antar agama yang kuat. Biasanya, mereka akan saling membantu ketika acara keagamaan dilakukan, seperti paskah ataupun pengajian.

Baca Juga: Gagal Bawa Anaknya dari Atalarik Syach, Tsania Marwa Tulis Pesan Haru



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.