Kompas TV internasional kompas dunia

Tajikistan dan Kirgistan Perang Karena Fasilitas Air, Korban Jiwa Mencapai 31 Orang

Kompas.tv - 1 Mei 2021, 11:16 WIB
tajikistan-dan-kirgistan-perang-karena-fasilitas-air-korban-jiwa-mencapai-31-orang
Presiden Kirgistan, Sadyr Zhaparov, saat dirinya diresmikan sebagai Presiden, Januari lalu. Konflik Kirgistan dan Tajikistan dikabarkan telah membuat 31 orang kehilangan nyawa. (Sumber: AP Photo/Vladimir Voronin, File))
Penulis : Haryo Jati | Editor : Deni Muliya

BATKEN, KOMPAS.TV - Konflik Kirgistan dan Tajikistan di perbatasan kedua negara dikabarkan membuat 31 orang telah kehilangan nyawanya.

Selain itu, ratusan orang dikabarkan terluka dan 10.000 orang lainnya harus dievakuasi.

Bentrokan kedua negara tersebut erjadi sejak Rabu (28/4/2021), karena insiden di sebuah fasilitas air.

Baca Juga: Krisis Covid-19 di India Kian Parah, Warga Pilih Pengobatan Dukun Menggunakan Besi Panas

Pelemparan batu dilakukan warga kedua negara setelah kamera pengawas dipasang di fasilitas air yang berada di perbatasan.

Ini menjadi bentrokan terparah antara kedua negara selama beberapa tahun terakhir.

Meski gencatan senjata dan penarikan tentara telah dilakukan, namun tembak-menembak terus terjadi.

Baca Juga: Kengerian Tragedi Festival Keagamaan Yahudi di Israel, Saksi Mata: Orang-orang Terlempar ke Udara

Saat ini jumlah korban dari Kirgistan dan Tajikistan masih belum jelas.

Dilansir dari BBC, Menteri Kesehatan Kirgistan, Aliza Soltonbekova mengungkapkan 31 orang telah terbunuh dan 150 orang lainnya terluka.

Sedangkan menurut pejabat Kirgistan terkait evakuasi dan korban, seorang gadis kecil menjadi salah satu yang tewas.

Baca Juga: India Larang Ekspor Vaksin Saat Tsunami Covid-19, Sejumlah Negara Kena Getahnya

Berdasarkan foto yang tersebar di media sosial, menunjukkan sejumlah gedung terbakar di sekitar area yang tengah berkecamuk, yaitu di wilayah Batken, Kirgistan.

Kementerian Gawat Darurat Kirgistan mengungkapkan, di antara gedung yang terbakar adalah pos perbatasan, lebih dari 20 rumah, sekolah, delapan toko dan kasino.

Gubernur Provinsi Batken mengungkapkan, kedua pihak telah setuju agar alat pengawas seharusnya dipindahkan, namun pihak Tajikistan kemudian menolaknya.

Baca Juga: 30 Orang Tewas Terbunuh saat Bom Mobil di Afghanistan Meledak, di Antaranya Pelajar

Kebetulan fasilitas air tersebut berada di daerah yang diakui oleh kedua negara sebagai milik mereka.

Perbatasan kedua negara memang menjadi salah satu tensi tinggi dari hubungan kedua negara selama 30 tahun terakhir.

Bentrokan ini menjadi yang terberat selama beberapa tahun terakhir, dan meningkatkan ketakutan atas konflik yang lebih besar dari kedua negara bertetangga tersebut.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x