Kompas TV regional berita daerah

Arsitektur Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak Diajukan sebagai Warisan Budaya tak Benda

Kompas.tv - 30 April 2021, 08:32 WIB
Penulis : KompasTV Pontianak

PONTIANAK, KOMPAS.TV - Pemkot Pontianak bergerak cepat menyelamatkan aset-aset budaya yang ada. Salah satunya mengajukan arsitektur Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie sebagai warisan budaya tak benda, kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak telah menyusun proposal dan mendaftarkan pengajuan yang dilengkapi data masjid yang didirikan pada tahun 1.771 masehi ini.

Pengajuan ini dilakukan agar arsitektur cagar budaya yang menjadi saksi berdirinya Kota Pontianak ini tidak diklaim oleh pihak maupun daerah lain.

Berdasarkan data sejarah Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalbar, sejarah berdirinya Masjid Jami oleh Sultan Syarif Abdurrahman berawal dari bangunan berbentuk langgar.

Dari awalnya yang berbentuk langgar, kemudian dipugar oleh Sultan Syarif Usman tahun 1821 menjadi surau yang lebih megah dari semula dengan atap tiga tingkat dan empat penopang struktur atap yang disebut soko guru.

Kemudian pada kepemimpinan Sultan Syarif Muhammad pada tahun 1872,  direnovasi kembali dengan memperluas sisi barat dan ditambah tiang soko guru sebanyak dua tiang, hingga total menjadi enam tiang dan bagian atap, ditambah satu tingkat, hingga menjadi total empat tingkat.

Secara arsitektur, Masjid Jami ini dipengaruhi setidaknya tiga jenis arsitektur, yakni arsitektur lokal Kalimantan, arsitektur Jawa, arsitektur timur tengah, dan arsitektur kolonial yang ditandai bentuk tympanium serta kaca warna warni.

Selain itu, arsitektur Masjid Jami Pontianak juga dibangun  syarat akan makna filosofis, yakni empat tingkat atap, serta empat menara kecil yang melambangkan empat sahabat Nabi Muhammad, yaitu Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Talib.

Sementara itu, tiang soko guru sebanyak enam buah melambangkan sifat keimanan atau rukun iman sebanyak enam buah. Dan penggunaan warna kuning serta ornamen mahkota pada puncak mengandung syarat makna keagungan sebagai tempat yang suci dan agung.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x