Kompas TV nasional berita utama

Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto Meninggal Dunia

Kompas.tv - 27 April 2021, 11:19 WIB
ketua-lesbumi-pbnu-kh-agus-sunyoto-meninggal-dunia
KH Agus Sunyoto (Sumber: Dokumentasi Lesbumi PBNU)
Penulis : Hasya Nindita | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kabar duka datang dari Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU.

Ketua Lesbumi PBNU, KH Agus Sunyoto, meninggal dunia pada Selasa (27/4/2021) di Rumah Sakit Angkatan Laut dr. Ramelan Surabaya, Jawa Timur. 

Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Sekretaris Lesbumi PBNU, Sastro Adi, KH Agus Sunyoto diketahui menderita penyakit diabetes. 

Pemakaman KH Agus Sunyoto akan digelar di pemakaman keluarga yang berlokasi di Dusun Mbabatan, Desa Sumber Cangring, Kecamatan Nggurah. 

KH Agus Sunyoto lahir di Surabaya, 21 Agustus 1959 dan dikenal sebagai sosok budayawan yang produktif menulis.

Salah satu karyanya ialah buku Atlas Wali Songo yang mengisahkan penyebaran agama Islam di Nusantara. Ia berusaha meyakinkan publik bahwa Wali Songo adalah fakta sejarah, bukan sekadar dongeng.

"Ki Agus adalah sosok Kyai yang juga sejarawan, seniman, budayawan, yang sangat ahli dalam memaparkan sejarah dengan multidisiplinnya," kata Sastro Adi saat dihubungi Kompas.TV, Selasa (27/4/2021). 

Ki Agus juga dikenal sebagai sosok yang kerap mengadakan penelitian secara independen.

"Terakhir Kyai Agus sedang keliling ke desa-desa untuk menggali sejarah desa dan dusun masing-masing, ini masih di seputaran Jawa, Bali, Lombok, dan Kalimantan, kemudian akan dibukukan," kenang Sastro Adi. 

Sekretaris Lesbumi PBNU Abdullah Wong mengenak sosok Kh Agus Sunyoto sebagai sosok yang tidak hanya memberi teladan akan kedalaman intelektual yang bersifat kognitif dan rasa, tetapi juga pengetahuan yang berbasis local wisdom. 

"Satu hal yang membedakan KH Agus Sunyoto, beliau mencerminkan pelaku ulama yang asketik. Ketika orang lain mudah melekat dengan gelimang harta, Ki Agus memilih jalan melepaskan dari itu semuanya," kata Abdullah Wong. 

Sebagai sosok yang sederhana, Ki Agus pernah menjual motornya untuk bisa menerbitkan bukunya. Ki Agus juga kadang tidak menerima gajinya untuk diberikan kepada orang lain. 

"Ki Agus mendatangi sendiri janda tua dan anak yatim untuk memberi bantuan," kata Abdullah. 

Kyai Agus juga dikenal keras membicarakan tentang menjadi mandiri tetapi juga terus mengingatkan untuk tidak melupakan sejarah.

"Dari seluruh karyanya, karya besar Ki Agus adalah dirinya sendiri. Ki Agus adalah buku yang belum tuntas kami baca. Selamat jalan Guru, Kyai," tutup Abdullah. 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x