Kompas TV internasional kompas dunia

Bantah Genosida Armenia, Erdogan Tetap Beri Ucapan Duka Cita kepada Komunitas Armenia

Kompas.tv - 25 April 2021, 13:30 WIB
bantah-genosida-armenia-erdogan-tetap-beri-ucapan-duka-cita-kepada-komunitas-armenia
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Sumber: Turkish Presidency via AP, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Purwanto

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan duka cita terhadap komunitas Armenia terkait pembantaian yang dilakukan Kesultanan Ottoman.

Sekitar 1,5 juta rakyat Armenia dibunuh secara massal oleh Kesultanan Ottoman pada 1915 hingga 1917 atau pada Perang Dunia I.

Turki membenarkan adanya pembunuhan tersebut, namun menegaskan bukan sebagai genosida.

Baca Juga: Biden Hubungi Erdogan Sebelum Resmi Akui Genosida Armenia oleh Kesultanan Ottoman

“Saya memperingati dengan hormat orang-orang Armenia Ottoman yang telah kehilangan nyawanya dalam kondisi sulit Perang Dunia I, dan saya menyampaikan belasungkawa kepada cucu mereka,” tutur Erdogan dikutip dari Daily Sabah.

Pernyataan Erdogan itu diungkapkannya saat hari peringatan insiden tersebut, Sabtu (24/4/2021).

Selain itu ia mengutarakannya setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden secara resmi menegaskan kejadian tersebut sebagai genosida.

Baca Juga: Joe Biden Resmi Nyatakan Akui Genosida Armenia oleh Kesultanan Ottoman, Turki Menolak Keras

Pernyataan Biden itu sempat dibantah Erdogan, bahwa hal itu hanyalah sebuah kebohongan.

Erdogan menegaskan politisasi isu tersebut terhadap Turki, yang perlu diteliti oleh sejarawan, tidak menguntungkan siapa pun.

Ia menekankan bahwa penduduk Turki dan Armenia telah hidup dalam persatuan di Anatolia selama berabad-abad.

Erdogan juga menambahkan bahwa Ankara menginginkan hubungan bertetangga yang baik dengan Yerevan.

Baca Juga: Rumah Sakit Covid-19 di Baghdad Terbakar dan Tewaskan 27 Orang, Irak Tiga Hari Berkabung Nasional

“Kita semua adalah keluarga dalam kemanusiaan, meski memiliki perbedaan etnis, kepercayaan bahasa dan warna kulit,” ujarnya.

“Kami telah hidup bersama dan damai di tanah ini selama bertahun-tahun. Kami menemukan kedamaian dalam bayang-bayang bendera merah kami dengan bulan sabit dan bintang,” tambah Erdogan.

Meski menolak mengakui hal tersebut sebagai genosida, Turki menegaskan tragedi tersebut menelan korban jiwa dari kedua belah pihak.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.