Kompas TV kolom opini

Covid-19 dan Tragedi India

Kompas.tv - 25 April 2021, 12:42 WIB
covid-19-dan-tragedi-india
Sejumlah tenaga kesehatan melakukan tes usap para para penumpang di sebuah terminal bus di New Delhi, India pada Rabu (24/3/2021). (Sumber: AP Photo / Altaf Qadri)

Oleh: Trias Kuncahyono, Jurnalis Harian Kompas

Tragedi Bhopal, kebocoran sekitar 45 ton gas metil isosianat berhaya, 3 Desember 1984, dari pabrik insektisida milik perusahaan Amerika Union Carbide Corporation, di India terjadi karena keteledoran.

Menurut penyelidikan, prosedur operasi dan keselamatan di bawah standar di pabrik yang kekurangan staf. Faktor manusia menjadi penyebab kebocoran yang menewaskan antara 15.000 hingga 20.000 orang.

Sekitar setengah juta orang yang selamat menderita masalah pernapasan, iritasi mata atau kebutaan, dan penyakit lain yang diakibatkan oleh paparan gas beracun.

Kini, hampir 37 tahun kemudian, tragedi berulang. Kali ini bukan karena gas tetapi Covid-191 dan juga antara lain karena faktor manusia. Negeri di Anak Benua itu, disapu gelombang kedua Covid-19.

Gelombang tsunami kedua ini, mendongkrak India ke posisi kedua sebagai negara terparah akibat Covid-19 (nomor satu AS, nomor tiga Brasil yang digeser India).

Hingga tanggal 24 April 2021, tercatat 16.610.481 kasus dengan 189.544 orang mati (AS, 32.735.704 kasus dan 585.075 mati; Brasil, 14.238.110 kasus dan 386.623 orang mati; semenara Indonesia, 1.632.655 kasus dengan 44.346 orang mati. Itu menurut data www.worldometers.info/per 24 April 2021).

Padahal, awal Maret lalu, Menteri Kesehatan Harsh Vardhan menyatakan India “di ujung akhir” pandemi. Vardhan memuji kepemimpinan PM Narendra Modi sebagai “contoh pada dunia dalam kerja sama internasional.”

Sejak Januari, India telah mulai mengirimkan vaksin ke negara-negara lain yang membutuhkan. Diplomasi vaksin ini sangat dibanggakan. Optimisme tak terkendali Vardhan didasarkan pada penurunan tajam infeksi yang dilaporkan.

Sejak puncak rata-rata lebih dari 93.000 kasus per hari pada pertengahan September (paling tinggi 97.860 kasus), infeksi terus menurun. Pada pertengahan Februari, India menghitung rata-rata 11.000 kasus sehari. Rata-rata kematian harian selama tujuh hari karena penyakit tersebut telah turun hingga di bawah 100.

Ada euphoria keberhasilan. Para politisi, pembuat kebijakan, dan media percaya bahwa India benar-benar keluar dari masalah. Pejabat bank sentral bahkan mengatakan, ekonomi “muncul di tengah bayang-bayang musim dingin yang memanjang menuju suatu tempat di bawah sinar matahari”. PM Modi disebut sebagai “guru vaksin”.

Maka adalah masuk akal kalau kedatangan 160 orang India (153 WNA, 7 WNI keturunan India) ke Indonesia dengan menggunakan pesawat carter, menimbulkan kehebohan, ketika larangan mudik diberlakukan pemerintah.

Apalagi, Pangdam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurachman menjelaskan sebanyak 12 dari 153 WNA itu  positif Covid-19.

Lima Penyebab

Tsunami gelombang kedua Covid-19, terjadi baik karena faktor manusia maupun faktor virus. Sekurang-kurangnya ada lima penyebab terjadinya tsunami kedua Covid-19 kali ini (India Today, 2 April 2021).

Pertama, menurut para ahli di John Hopkins Medicine, perilaku manusia adalah faktor utama pandemi Covid-19 gelombang kedua.

Kebijakan lockdown ketat tahun lalu, dibarengi penerapan ketat protokol kesehatan, benar-benar sangat efektik memutus mata rantai penularan.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.