Kompas TV video sinau

Tips Menanam dan Budidaya Porang dari Tanah hingga Panen

Kompas.tv - 20 April 2021, 04:00 WIB
Penulis : Gempita Surya

KOMPAS.TV - Tanaman porang tengah diminati karena punya nilai jual yang tinggi.

Porang menghasilkan umbi yang pasarnya tersebar luas, mulai Dari Jepang, China, Taiwan, Vietnam, Australia, dan Korea.

Tanaman porang juga termasuk tanaman yang sangat mudah untuk ditanam.

Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Edi Santosa, S.P., M.Si., Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB)

"Porang ini tanaman gampang tumbuh. Di naungan (di sela-sela dan di bawah pepohonan atau tumbuhan lain) bagus, di bawah matahari langsung juga bagus," kata Edi seperti dikutip dari Kompas.com (10/4/2021).

Bagaimana cara menanam dan budidaya tanaman porang?

Tanah Harus Diolah

Hasil umbi porang yang ditanam di tanah yang gembur akan tumbuh ke samping dan bisa membulat besar.

Jangan Tanam Terlalu Dalam

Kedalaman yang ideal sekitar 10-15 cm di kedalaman tanah. Jika ditanam terlalu dalam, hasil umbi porang akan memanjang seperti singkong.

Jarak Tanam Jangan Terlalu Rapat

Jika ditanam dengan jarak rapat, maka umbi porang sulit untuk tumbuh besar membulat.

Harus Diberi Pupuk

Pupuk kandang bagus untuk pertumbuhan porang. Akan lebih baik jika petani memberikan 1 kilogram pupuk kandang, hanya sekali selama masa tanam.

Masa tanam porang umumnya dilakukan saat periode musim kemarau hingga awal musim hujan.

Bersihkan Rumput dan Alang-Alang Sekitar Porang

Porang merupakan tanaman yang tetap bisa tumbuh meski tanpa dirawat.

Namun melakukan perawatan seperti membersihkan rumput dan alang-alang yang tumbuh di sekitar tanaman porang bisa membuat hasil panen lebih baik.

Semprot Seperlunya

Selama masa tanam, porang tidak perlu disemprot pestisida secara rutin. Porang perlu disemprot jika berada di tanah yang terlalu lembab dan diserang jamur, serta saat tanah terinfeksi yang bisa mengakibatkan umbi porang juga ikut terinfeksi.

Panen Porang

Porang dapat dipanen setelah enam bulan atau sehabis periode musim kemarau berakhir.(*)

Grafis: Arief Rahman



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x