Kompas TV regional sosial

Cerita Heriyanto, Petani Porang di Blora yang Raup Untung Rp500 Juta Setahun

Kompas.tv - 18 April 2021, 19:16 WIB
cerita-heriyanto-petani-porang-di-blora-yang-raup-untung-rp500-juta-setahun
Heriyanto, petani Porang asal Blora saat berbincang dengan Kompas.com di Kebunnya, Desa Karangjong, Ngawen, Blora, Sabtu (17/4/2021). (Sumber: KOMPAS.com/ARIA RUSTA YULI PRADANA)
Penulis : Fadhilah | Editor : Hariyanto Kurniawan

BLORA, KOMPAS.TV - Tanaman porang tengah menjadii primadona belakangan ini. Betapa tidak, tanaman ini dianggap mampu menghasilkan keuntungan ratusan juta rupiah dalam kurun waktu setahun di lahan seluas satu hektare.

Hal inilah yang dialami Heriyanto, salah seorang petani porang yang sukses.

Menurutnya, bukan perkara sulit untuk mendapatkan keuntungan Rp500 juta dalam setahun dengan menanam porang.

Baca Juga: Berkebun Porang, Panen Bisa Peroleh Rp300 Juta dan Pernah Ditawar Rp827 Juta

"Ini dalam satu hektare kalau dengan modal bibit sekitar sekilo isi 5, itu dalam setahun itu mencari target sekitar Rp500 juta Insya Allah tercapai," ucap Heriyanto di kebunnya, Desa Karangjong, Ngawen, Blora, Sabtu (17/4/2021), sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Meski keuntungannya besar, tapi biaya produksi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak itu juga tidak sedikit.

"Dengan modal kerja per hektare estimasi sekitar Rp100 (juta) sampai Rp120 juta setahun, itu baru dihitung dari umbinya," katanya.

Sementara bonusnya, yakni katak porang dalam satu pohon, bisa menghasilkan sekitar 10 buah.

"Sekarang detik ini (katak) sekilo fresh Rp190.000. Nanti kalau sudah dikarantina sebulan itu bisa sampai Rp250.000, pas musim tanam tembus di Rp500.000 sekilo," jelasnya.

Maka bisa dibayangkan, untuk menghasilkan keuntungan ratusan juta rupiah di lahan pertanian satu hektare dalam setahun, bukan perkara yang tidak mungkin.

"Artinya keuntungannya seperti multiplier effect," ungkapnya.

Baca Juga: Raup Rp3 Miliar dalam Waktu Kurang dari 2 Tahun dengan Budidaya Tanaman Porang, Begini Caranya

Heri menambahkan, sampai saat ini porang merupakan komoditas ekspor dengan pabrik pengolahan barang tersebut belum dapat ditemukan di Indonesia.

"Tahun-tahun ini saya yakin belum, justru orang kita mengonsumsi barang jadi yang impor dari Jepang, seperti mi shirataki, beras shirataki untuk orang-orang yang diet karbo itu, padahal barangnya dari sini, jadi kita ini bangga dengan produk impor padahal barangnya dari sini," terang dia.

Maka dari itu, Heri yakin bisnis porang di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan masih menjadi primadona bagi hampir semua kalangan.

"Jadi ini sangat potensi sekali karena dia enggak mengganggu tanaman utamanya, dia juga tidak terganggu oleh tanaman utamanya, jadi sangat menguntungkan sekali," ujar Heri.

Baca Juga: Umbi Porang Asal Balangan Tembus Pasar Internasional, 5 Bulan Ditarget Ekspor 100 Ton ke Jepang



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x