Kompas TV nasional politik

Trauma Pilpres 2019, PPP Ajak Parpol Lain Upayakan Capres 2024 Lebih dari Dua

Kompas.tv - 18 April 2021, 16:35 WIB
trauma-pilpres-2019-ppp-ajak-parpol-lain-upayakan-capres-2024-lebih-dari-dua
Anggota Komis III DPR-RI, Arsul Sani (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Vidi Batlolone | Editor : Hariyanto Kurniawan

 

JAKARTA, KOMPAS. TV - Pemilihan Presiden 2019 lalu telah menyisakan pembelahan politik yang tajam di masyarakat. Dampaknya masih terasa hingga saat ini. Tidak ingin mengulangi cerita tersebut, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengajak partai politik lainnya agar Pemilu Presiden 2024 mendatang bisa diikuti lebih dari dua calon.

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menyatakan ajakan untuk menghadirkan lebih dari dua calon itu merupakan salah satu yang dibahas ketika pimpinan PPP bertemu dengan pemimpin Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golongan Karya (Golkar).

“Soal Pilpres yang kami tekankan bukan bagaimana kedua partai ini berkoalisi, tetapi bagaimana dalam Pilpres nanti tercipta sebuah kolisi yang kalau bisa tidak membatasi paslon itu hanya dua,” kata Arsul Sani, kepada KompasTV, Minggu (18/4/2021).

Arsul menjelaskan, persoalan koalisi di Pemilu 2024 memang merupakan salah satu persoalan yang dibahas baik dengan Partai Golkar, maupun dengan Partai Keadilan Sejahtera. Hanya saja, isu tersebut bukan topik utama pembicaraan.

Pertemuan PPP dengan Golkar lebih banyak membahas soal dukungan agar program-program kerja pemerintahan Joko Widodo, bisa terlaksana. Sebab bagaimanapun kedua partai merupakan bagian koalisi pendukung pemerintah.

Sementara, karena sama-sama berbasis Islam, maka pertemuan PPP dan PKS lebih banyak membahas persoalan-persoalan legislasi yang menyangkut kepentingan umat. Misalnya membahas RUU larangan minuman beralkohol.

Meski demikian, kata Arsul, pembicaraan mengenai koalisi 2024 tetap disinggung. Fokus PPP adalah pada pembelahan di masyarakat yang tajam karena pemilu presiden, sehingga diwacanakan agar partai-partai politik mendorong iklim politik yang bisa menghasilkan lebih banyak calon.

“Ini kami sampaikan dalam konteks kepentingan jadi perhatian bersama bukan hanya soal kepentingan pragmatis siapa berkoalisi dengan siapa,” paparnya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x