Kompas TV cerita ramadan cerita

Kisah Mohammad Hatta, Sahur dengan Telur Jelang Proklamasi Kemerdekaan

Kompas.tv - 15 April 2021, 04:00 WIB
kisah-mohammad-hatta-sahur-dengan-telur-jelang-proklamasi-kemerdekaan
Wakil Presiden Pertama Mohammad Hatta (Sumber: Kompas.com-)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertepatan dengan Bulan Puasa. Banyak kisah yang menyertai jelang pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno-Hatta tersebut, seperti penculikan oleh para pemuda hingga rapat persiapan sampai dini hari.

Wakil Presiden Mohammad Hatta berkisah, usai rapat bersama di rumah Admiral Maeda, mereka bubar pada pukul 03.00 jelang makan sahur. 

"Waktu itu bulan puasa. Sebelum pulang, aku masih dapat makan sahur di rumah Admiral Maeda. Karena tidak ada nasi, yang kumakan ialah roti, telur, dan ikan sardin, tetapi cukup mengenyangkan," kata Hatta dalam bukunya Menuju Gerbang Kemerdekaan yang diterbitkan oleh Peneribit Buku Kompas, Tahun 2011.

Setelah makan sahur, Soekarno dan Hatta pamit pulang. 

Baca Juga: Detik–Detik Proklamasi Kemerdekaan RI Di Lantmal VI, Empat Kapal Perang Meraung Bersama

"Aku baru tidur sesudah sembahyang subuh dan bangun kira-kira pukul 08.30. Setelah mandi dan bercukur, aku bersiap-siap untuk berangkat ke Pegangsaan Timur 56 guna menghadiri pembacaan teks Proklamasi kepada rakyat banyak serta menaikkan bendera Sang Merah Putih, yang akan dikunci dengan lagu Indonesia Raya", kata Hatta.

Hatta berangkat dari rumah kira-kira pukul 10 kurang 10 menit. Itu karena rumah Hatta dekat dengan lokasi pembacaan teks Proklamasi, dan tentu saja karena belum ada kemacetan.

Bahkan, Hatta sudah berada di lokasi lima menit sebelum teks Proklamasi dibacakan.

"Orang tahu bahwa aku selalu tepat dengan waktu. Sebab itu tidak ada orang yang gelisah bahwa aku akan terlambat datang. Soekarno pun tidak khawatir, karena ia tahu kebiasaanku," tambah Hatta.

Baca Juga: Mengenal Lie Eng Hok, Perintis Kemerdekaan Sahabat WR Supratman

Dan setelah Proklamasi dibacakan dan bendera nasional Sang Saka Merah Putih dinaikkan sebagai tanda bangsa Indonesia sudah merdeka, bernegara, dan berdaulat serta lagu "Indonesia Raya" dinyanyikan, rakyat bersorak dan gembira. 

"Kami duduk sebentar kira-kira setengah jam. Sesudah itu aku pulang ke rumah," kata Hatta mengakhiri ceritanya.     



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x