Kompas TV cerita ramadan kesehatan

Puasa Ramadan Sambil Diet? Bisa Banget! Tips Penting dari Ahli Gizi: Jangan Skip Sahur!

Kompas.tv - 12 April 2021, 17:07 WIB
puasa-ramadan-sambil-diet-bisa-banget-tips-penting-dari-ahli-gizi-jangan-skip-sahur
Ilustrasi berpuasa sembari idet. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Eddward S Kennedy

JAKARTA, KOMPAS.TV - Puasa Ramadan memiliki segudang manfaat kesehatan, salah satunya mampu menurunkan berat badan. Namun, manfaat yang satu ini harus dilakukan dengan beberapa cara yang tepat.

Jika dilakukan dengan cara yang kurang tepat, salah-salah malah berdampak buruk bagi kesehatan atau aktivitas saat berpuasa, sepertu lemas, kelelahan, hingga kekurangan nutrisi.

Ahli Gizi bernama Seala Septiani mengatakan bahwa berpuasa Ramadan sembari diet sangat mungkin dilakukan.

Baca Juga: Ini Jenis Olahraga Terbaik Saat Puasa, Lakukan Sebelum Berbuka

"Sangat memungkinkan karena beberapa studi menemukan manfaat puasa," ujar Seala, dikutip dari Kompas.com, Senjn (12/4/2021).

Menurutnya, pola makan di bulan Ramadan sudah terbukti manjur menurunkan lemak dan kadar kolesterol, mengecilkan lingkar pinggang, hingga menurunkan berat badan.

Seala menegaskan, dampak positif tersebut dapat dicapai dengan aturan pola makan, seperti pembatasan atau defisit kalori. Pastikan untuk tetap mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat sahur dan berbuka puasa.

Baca Juga: Tips Mengatur Pola Tidur Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan

Diet saat puasa Ramadan juga diperbolehkan untuk menikmati kudapan ringan di malam hari. Hal ini bertujuan untuk menghindari makan banyak dalam satu waktu.

Seala juga mengimbau untuk tidak meninggalkan makan sahur.

"Jangan skip sahur, silakan ngemil sehat saat menunggu imsak dan tarawih," jelas Seala.

Baca Juga: Sedang Haid? Ini 5 Amalan Berpahala Besar yang Bisa Dilakukan di Bulan Ramadan

Selain itu, konsumsi air putih yang cukup juga penting dalam diet saat puasa Ramadan ini untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Soal menu, Seala menganjurkan untuk makan tiga butir kurma saat berbuka puasa atau menu yang mudah dicerna. Seala juga membolehkan makan takjil asal dengan porsi yang kecil.

"Jangan langsung gelas raksasa atau besar karena yang dibutuhkan oleh tubuh adalah gizi lengkap," tegasnya.

Terakhir, Seala kembali menegaskan bahwa menu makan Ramadan harus mengacu pada kebutuhan tubuh, seperti karbohidrat, protein, serat, dan vitamin.

Baca Juga: Sejarah Sidang Isbat dan Penentuan Awal Ramadhan di Indonesia

Metode ini bisa dilakukan jika sudah memiliki menu diet sehat dan rutin, hanya menyesuaikan dengan waktu puasa.

Sementara jika belum memiliki menu diet rutin, Seala menyarankan untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli gizi untuk menyusun menu diet yang cocok bagi tubuh.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x