Kompas TV nasional budaya

Keraton Yogyakarta Luncurkan Tari Bedhaya Mintaraga Karya Baru Sultan Hamengku Buwono X

Kompas.tv - 11 April 2021, 08:38 WIB
keraton-yogyakarta-luncurkan-tari-bedhaya-mintaraga-karya-baru-sultan-hamengku-buwono-x
Sembilan Penari Bedhaya Mintara di Kagungan Dalem Bangsal Srimanganti Keraton Yogyakarta (Sumber: Dokumentasi Keraton Yogyakarta)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Purwanto

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Keraton Yogyakarta meluncurkan Tari Bedhaya Mintaraga pada puncak peringatan ulang tahun ke-75 Sri Sultan Hamengku Buwono X, sekaligus peringatan kenaikan takhta ke-32 berdasarkan tahun Masehi.  Tari Bedhaya Mintaraga ini diilhami dari Serat Lenggahing Harjuna karya Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Tari Bedhaya Mintaraga ditampilkan perdana pada Sabtu (10/04/2021) malam dan ditayangkan langsung melalui kanal Youtube Kraton Yogya. Dibawakan oleh sembilan penari, Mintaraga diambil dari gelar yang disandang oleh tokoh pewayangan Raden Harjuna saat bertapa di Gua Indrakila.

Baca Juga: Serah Terima "Uba Rampe" dari Keraton Yogyakarta dalam Gelaran Upacara Adat Labuhan Merapi

Dikutip dari laman kratonjogja.id, gelar Mintaraga diperoleh Raden Harjuna berkat usahanya yang berhasil mengendalikan hawa nafsu atau mesu budi, baik jasmani dan rohani. Selama tarian berlangsung, para penari Bedhaya Mintaraga diiringi oleh Gendhing Danasmara Laras Slendro Pathet Sanga.

Pada penampilan pertama ini, animo masyarakat cukup besar terlihat dari jumlah penonton makin bertambah saat siaran berlangsung. Tercatat pada pukul 20.22 WIB, ada 699 akun yang menonton siaran langsung, sementara hingga tulisan ini dirilis tercatat sudah ada 8.798 akun yang menyaksikan Tari Bedhaya Mintaraga di kanal Youtube Keraton Yogya.

Beberapa penonton yang menyaksikan diantaranya turut mengomentari di kolom live chat.

"Nderek mangayubagya sami mirsani bedhaya adiluhung Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Nguri-uri kabudayaan ingkang anggadhahi nilai luhur. (Turut menyambut dan menyaksikan kemuliaan Bedhaya Keraton Yogyakarta. Melestarikan budaya yang memiliki nilai tinggi). Sungguh istimewa," ujar Dimas Ario Sumilih.

"Rasanya sudah lama sekali tidak menyaksikan sendratari klasik keraton. Sungguh-sungguh pengobat rindu," ungkap Narumalina Soemodilogo.

Baca Juga: Pertama Kali, Keraton Yogyakarta Hadiri Peringatan Perjanjian Giyanti



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x