Kompas TV internasional kompas dunia

Abu Gunung La Soufriere Selimuti Pulau Saint Vincent, Warga Mengungsi Dan Penerbangan Dibatalkan

Kompas.tv - 11 April 2021, 06:13 WIB
abu-gunung-la-soufriere-selimuti-pulau-saint-vincent-warga-mengungsi-dan-penerbangan-dibatalkan
Abu vulkanik dari letusan Gunung La Soufriere menyelimuti jalan di sekitar bandara internasional di Kingstown di Pulau Saint Vincent di Kepulauan Karibia, Sabtu (10/4/2021). (Sumber: AP Photo/Orvil Samuel)
Penulis : Vyara Lestari

KINGSTOWN, KOMPAS.TV – Ribuan warga yang semula tak mengindahkan peringatan evakuasi akibat meletusnya Gunung La Soufriere di Pulau Saint Vincent, kini berlomba mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman pada Sabtu (10/4/2021), sehari setelah gunung itu meletus pada Jumat (9/4/2021). Letusan diiringi guncangan gempa bumi dan semburan abu vulkanik ke udara yang menutupi pulau di kawasan Kepulauan Karibia itu.

Letusan Gunung La Soufriere pada Jumat (9/4/2021) – letusan besar pertama sejak 1979 – mengubah pulau cantik Saint Vincent yang sebelumnya hijau menjadi kelabu dengan hujau abu tebalnya. Aroma sulfur yang kuat pun tak terhindarkan. Semburan abu vulkanik yang dilontarkan La Soufriere menutupi segalanya, bahkan menghalangi sinar matahari.

Para ilmuwan memperingatkan, letusan gunung dapat berlanjut hingga beberapa hari atau bahkan beberapa minggu ke depan. Dan bisa jadi, letusan besar terburuk belum terjadi.

“Letusan pertama tidak mesti letusan terbesar,” kata Richard Robertson, ahli geologi dari Pusat Penelitian Seismik Universitas Hindia Barat dalam konferensi pers seperti dilansir dari The Associated Press pada Minggu (11/4/2021).

Sekitar 16.000 warga telah mengungsi meninggalkan rumah mereka. Sejauh ini, belum dilaporkan adanya korban tewas atau terluka akibat letusan pertama dan letusan susulan. Sebelum meletus, pemerintah setempat telah memerintahkan evakuasi warga yang berada di zona merah pada Kamis (8/4/2021), menyusul adanya peringatan para ilmuwan bahwa magma tengah bergerak ke permukaan gunung.

Ralph Gonsalves, Perdana Menteri Saint Vincent dan Grenadines yang terdiri dari 32 pulau, mengatakan melalui siaran stasiun radio setempat, Radio NBC, agar warga tetap tenang, sabar dan terus melindungi diri mereka dari virus corona. Menurutnya, pihak berwenang tengah berupaya memikirkan cara terbaik untuk membersihkan abu yang menutupi landas pacu bandara yang terletak sekitar 32 kilometer di selatan ibukota Kingstown. Abu juga menghujani Barbados yang terletak sekitar 190 kilometer di timur Saint Vincent.

“Sulit untuk bernapas,” ujar Gonsalves. Ia menambahkan bahwa meskipun hujan abu sudah berkurang, namun gumpalan abu tetap tertinggal di udara.

“Pertanian akan terdampak parah, dan kita mungkin akan kehilangan sejumlah hewan, juga harus memperbaiki rumah yang rusak. Tapi jika kita punya kekuatan, kita akan membangun semua kembali dengan lebih baik, lebih kuat, bersama-sama,” kata Gonsalves.

Sebuah kapal pesiar kosong tampak bersandar di pesisir Kingstown, siap mengangkut ribuan warga yang hendak mengungsi ke pulau terdekat pada Jumat (9/4/2021). (Sumber: AP Photo/Orvil Samuel)

Sekitar 3.200 warga mengungsi ke 78 tempat penampungan yang disediakan pemerintah setempat. Sebanyak 4 kapal pesiar kosong bersandar di pelabuhan, siap mengangkut para penduduk yang hendak mengungsi ke pulau terdekat. Sebelumnya, sekitar 130 warga sudah diungsikan ke Pulau Saint Lucia yang terletak di utara Saint Vincent. Para pengungsi di tempat penampungan menjalani tes Covid-19, dan mereka yang terbukti positif segera dipindahkan ke pusat isolasi.

Sejumlah negara tetangga, termasuk Antigua dan Grenada, menawarkan bantuan untuk menampung para pengungsi.

Pada Sabtu (10/4/2021), sejumlah warga tampak menyapu halaman mereka yang tertutup abu. Mereka juga menutupi pintu dan jendela rumah dengan lakban untuk mencegah abu masuk ke rumah.

“Kami mendengar suara gemuruh dari sini dan menyaksikan kilatan petir semalam," kata Rukersha Jackson (22), seorang warga yang rumahnya terletak sedikit di luar zona merah yang wajib melakukan evakuasi.

Hujan abu tebal telah memaksa pembatalan sejumlah penerbangan, dan buruknya jarak pandang menyulitkan proses evakuasi di sejumlah area. Pihak berwenang memperingatkan bahwa hujan abu ringan dapat terjadi di utara hingga Pulau Saint Lucia dan di selatan hingga ke Grenada. Sebagian besar hujan abu diprediksi akan mengarah ke timur-laut ke Samudera Atlantik.

Letusan besar gunung yang memiliki ketinggian 1.220 meter di atas permukaan laut ini terakhir kali terjadi pada tahun 1979. Letusan di tahun 1902 menewaskan sekitar 1.600 orang.

Pada Desember, La Soufriere mengalami letusan ringan, dan tim dari Pusat Seismik Universitas Hindia Barat diterbangkan untuk menganalisa formasi kubah gunung yang baru, perubahan pada danau kawah, aktivitas seismik dan emisi gas Gunung La Soufriere.

Sebanyak 17 dari 19 gunung api aktif di timur Karibia terletak di 11 pulau. Dua lainnya berada di bawah permukaan air laut dekat pulau Grenada, termasuk salah satu yang bernama Kick ‘Em Jenny yang aktif dalam beberapa tahun terakhir. Namun, gunung yang paling aktif adalah Soufriere Hills di Montserrat. Gunung ini terus meletus sejak tahun 1995 dan menewaskan sedikitnya 19 orang pada letusan di tahun 1997.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x