Kompas TV nasional peristiwa

BMKG Minta Penerbangan Bali Waspada, Ada Potensi Awan Kumulonimbus Berbahaya

Kompas.tv - 8 April 2021, 19:14 WIB
bmkg-minta-penerbangan-bali-waspada-ada-potensi-awan-kumulonimbus-berbahaya
Ilustrasi pesawat menghadapi cuaca buruk. (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)
Penulis : Fadhilah | Editor : Eddward S Kennedy

DENPASAR, KOMPAS.TV - Wilayah Bali berpotensi terbentuk awan kumulonimbus akibat dampak dari siklon tropis seroja.

Hal tersebut diakui Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar.

BMKG pun meminta pesawat udara atau maskapai yang melintas di Bali untuk waspada terkait adanya awan kumulonimbus ini.

Baca Juga: Waspada Potensi Bencana, BMKG Prediksi Siklon Tropis Seroja akan Meningkat 24 Jam ke Depan

"Untuk penerbangan yang berbahaya memang kondisi cuaca di mana ada pembentukan awan kumulonimbus," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Iman Faturahman seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (8/4/2021).

Iman menerangkan, awan ini bisa menyebabkan angin kencang. Kemudian, ketebalan awan akan mengganggu jarak pandang.

"Dengan adanya awan ini ada kemungkinan angin kencang dan bisa mengganggu rute pesawat, jarak pandang pendek," kata dia.

Untuk itu, maskapai atau pesawat diminta lebih waspada saat melintas di Bali.

Iman menuturkan, awan kumulonimbus terbentuk dampak dari siklon tropis seroja.

Dampak dari adanya awan ini yakni cuaca buruk seperti hujan lebat dan angin puting beliung.

"Biasanya awan ini diringi cuaca ekstrem, hujan deras dan petir angin kencang. Bahkan, tak jarang terbentuk angin puting beliung," ujar dia.

Baca Juga: Bencana NTT, BMKG: Waspada Januari-April Siklon Terjadi di Selatan

Berlangsung 3 Hari

Menurut Iman, kondisi ini akan terjadi dalam tiga hari ke depan atau sampai 11 April 2021.

Adapun wilayah yang masuk kategori waspada di Bali, yakni Tabanan (Baturiti), Bangli (Kintamani), Klungkung, Karangasem (Kubu dan Abang), serta Badung utara (petang).

Siklon tropis seroja ini, lanjut Iman, sudah menjauh dari NTT dan bergerak ke arah barat daya tepatnya ke Samudera Hindia.

Meski demikian, pertemuan angin di Jawa dan Bali ini membuat potensi cuaca buruk di wilayah ini masih terjadi.

"Berdasarkan posisi menjauh dari Indonesia, berada di selatan Jawa-Bali. Efek melemah, namun masih ada akibat lain yakni pertemuan angin di sepanjang Jawa-Bali," kata dia.

Baca Juga: Uji Coba Genose di I Gusti Ngurah Rai, Bandara Bali akan Memiliki 3 Alat Deteksi Covid-19



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x