Kompas TV nasional berita utama

Terkait Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Pengamat: Kita Harus Siap Kalau Muncul Klaster Baru

Kompas.tv - 8 April 2021, 09:33 WIB
terkait-uji-coba-sekolah-tatap-muka-pengamat-kita-harus-siap-kalau-muncul-klaster-baru
Ilustrasi siswa menjalani pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki lingkungan sekolah. (Sumber: ANTARA FOTO/FAUZAN)
Penulis : Hasya Nindita | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Uji coba sekolah tatap muka mulai diberlakukan sejak Senin (5/4/2021) kemarin hingga dua  pekan mendatang di sejumlah wilayah di Indonesia. Di DKI Jakarta,  uji coba sekolah tatap muka dilakukan di 85 sekolah sedangkan di wilayah Jawa Tengah berlangsung di 140 sekolah. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Reza Patria, turut memastikan sejumlah syarat sudah diikuti oleh sekolah yang melakukan uji coba.

"Setiap minggu kurang lebih 3 hari, Senin Rabu Jumat, selama 1 hari kurang lebih 3 sampai 4 jam di setiap sekolah. Dibatasi jumlah siswanya tidak lebih dari 50% di ruang kelas, semua guru dan siswa mengikuti protokol kesehatan, mengenakan masker, mencuci tangan," kata Ahmad Reza Patria. 

Berdasarkan data korban Covid-19, 12,2 persen kasus positif terjadi pada anak dengan tingkat kematian sejumlah 0,6% dari jumlah seluruh kelompok umur yang berada di angka kisaran 500 ribu kematian.

Baca Juga: Sorotan: Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi Corona

Pengamat pendidikan, Indra Charismiadji mengatakan bahwa yang paling penting adalah anak-anak  tetap mendapatkan layanan pendidikan terbaik untuk menjadi SDM unggul.

"Kita boleh berharap vaksinnya manjur dan semua baik-baik saja. Tetapi, kita harus siap kalau ternyata muncul klaster baru dan virusnya meningkat lagi sehingga tidak bisa lagi tatap muka," kata Indra kepada Kompas TV, Kamis (8/4/2021). 

Indra juga menekankan bahwa dengan adanya sekolah tatap muka, artinya guru  dibebani 2 model sistem mengajar yakni tatap muka dan daring. Padahal, mengajar dengan 1 model saja sudah kewalahan, apalagi jika harus menguasai 2 model ajar sekaligus. 

"Hal ini tidak pernah disebutkan Kemendikbud, soal bagaimana menyiapkan tenaga didiknya. Guru-guru masih perlu dibimbing memahami baik pedagogi digital dan juga untuk sekolah tatap muka. Untuk mengajar satu model saja sulit, apalagi mengajar dua model," kata Indra. 

Baca Juga: Wagub DKI Jakarta Tinjau Uji Coba Sekolah Tatap Muka, Ini Aturannya



Sejumlah penggiat pendidikan kemudian meluncurkan "Gerakan Guru Cerdas" yang memberikan pembekalan pada para guru utk bisa mengajar 100% daring. Guru akan dilatih selama 100 hari secara gratis. 

Indra juga menekankan bahwa saat ini era sudah berubah dan pembelajaran juga harus terus disesuaikan dengan era digital dengan tantangan yang sangat berbeda.

"Sekarang orang tua tidak harus datang ke kantor untuk bisa bekerja, dunia kerja juga sudah digital, kenapa sekolah harus tetap tatap muka? Ada sebuah kesenjangan yang tidak disadari. Untuk mencetak SDM Unggul 2045 itu harus disesuaikan dengan era digital," kata Indra.

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.