Kompas TV nasional politik

Soal KLB Partai Demokrat di Deli Serdang, AHY: Moeldoko Aktor Utama atau Korban...

Kompas.tv - 5 April 2021, 01:15 WIB
soal-klb-partai-demokrat-di-deli-serdang-ahy-moeldoko-aktor-utama-atau-korban
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Senin (23/3/2021). AHY menyatakan bahwa Moeldoko saat ini mencari pembenaran atas kebohongan yang terus dilakukannya bersama kubu versi kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara. (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Tito Dirhantoro

SEMARANG, KOMPAS TV - Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, menilai kader partai yang berseberangan dengannya atau kubu Moeldoko telah berlaku tak patut dalam
berpolitik di Indonesia.

Pasalnya, kata pria yang akrab disapa AHY itu, banyak pihak diintimidasi, disakiti dan ditipu, sehingga mereka mengikuti acara Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Deli Serdang, beberpa waktu lalu.

Baca Juga: Yasonna Laoly Blak-blakan Dongkol dengan Partai Demokrat Kubu AHY

"Banyak yang diintimidasi, disakiti, ditipu, dan diimingi uang. Mungkin ada yang butuh sehingga integritasnya menjadi luntur," kata AHY di Umbul Sidomukti, Kabupaten Semarang, Minggu (4/4/2021).

AHY menyebut, dalam isu penggulingan dirinya sebagai Ketum Demokrat, ada pihak yang bertugas sebagai penggerak utama hingga korban.

Namun demikian, AHY tidak merinci siapa-siapa orang yang dimaksud sebagai penggerak utama, ikut-ikutan, hingga korban dalam peristiwa tersebut.

Tapi, AHY sempat menyinggung nama Moledoko.

Baca Juga: Singgung Soal Pidato, Demokrat KLB: AHY Telah Menampar Mukanya Sendiri

"Kita harus lihat orang per orang, karena ada yang berperan sebagai penggerak utama, ikut-ikutan, dan korban. Kalau Pak Moeldoko aktor atau korban, silakan ditanyakan langsung," ucap AHY.

Tak bisa dipungkiri, AHY mengakui bahwa upaya penggulingan atau kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat membuat kegaduhan secara politik selama dua bulan terakhir.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x