Kompas TV internasional kompas dunia

Rusia akan Ambil Langkah Tegas jika NATO Memperkuat Pasukan di Tengah Konflik Kiev-Donbas

Kompas.tv - 3 April 2021, 15:39 WIB
rusia-akan-ambil-langkah-tegas-jika-nato-memperkuat-pasukan-di-tengah-konflik-kiev-donbas
Rudal balistik RS-24 Yars Rusia di Lapangan Merah pada parade militer Hari Kemenangan atas Nazi Jerman. (Sumber: AP Photo/Alexander Zemlianichenko, File)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Eddward S Kennedy

MOSKOW, KOMPAS.TV - Pada Jumat (02/04/2021), pihak Rusia mengatakan akan mengambil sejumlah langkah tambahan jika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) memperkuat pasukan di sekitar Ukraina di tengah konflik Kiev-Donbas.

Peningkatan keberadaan militer NATO tentu akan mengeskalasi ketegangan di dekat perbatasan Rusia-Ukraina, yang mengharuskan Moskow untuk "mengambil sejumlah langkah tambahan guna memastikan keamanannya," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir Xinhua, Sabtu, (03/04/2021)

Menganggap Rusia sebagai musuh dalam situasi ini sama sekali tidak dapat diterima dan tidak pantas karena Rusia tidak pernah menimbulkan ancaman bagi pihak lain, lanjutnya.

Baca Juga: Ukraina Usulkan Lokasi Kebocoran Nuklir Chernobyl Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Peskov menambahkan, Rusia tidak termasuk salah satu pihak dalam konflik antara pasukan pemerintah Ukraina dan pemberontak Donbas dan tak dapat menjamin gencatan senjata yang komprehensif di antara mereka.

Namun begitu, Rusia dapat berupaya agar kesepakatan yang dicapai sebelumnya terpenuhi.

Peskov menyatakan keprihatinan serius atas "tindakan provokatif" dari pihak Ukraina dan menyebut situasi di sepanjang garis kontak di Donbas "sangat mengintimidasi".

Dalam percakapan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, pada Kamis (01/04/2021), Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan Washington memantau dengan cermat situasi di Donbas.

Konflik yang tengah berlangsung di Ukraina timur, yang telah merenggut nyawa sekitar 14.000 orang dan melukai 40.000 warga, dimulai pada April 2014.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x