Kompas TV kolom budiman tanuredjo

Drama AHY vs Moeldoko To be continue... - Opini Budiman

Kompas.tv - 3 April 2021, 09:04 WIB
Penulis : Aryo bimo

Dualisme kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat seharusnya selesai, setelah Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, menolak kepengurusan Kongres Luar Biasa (KLB) kubu Jenderal (Purn) Moeldoko, Rabu (31/3/2021).

Pemerintah tetap mengakui Partai Demokrat pimpinan Mayor (Purn) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Pemerintah menilai, KLB Partai Demokrat tidak memenuhi syarat sesuai AD/ART Partai Demokrat tahun 2020, khususnya soal peserta KLB.

Publik berharap, keputusan Pemerintah itu bisa meredakan konflik di Partai Demokrat.

Melalui postingan di akun media sosialnya pada Minggu (28/3/2021), Moeldoko merasa didaulat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, dalam KLB Deli Serdang.

Moeldoko melihat ada pertarungan ideologis yang kuat di dalam tubuh Partai Demokrat menjelang tahun 2024.

Langkahnya menerima tawaran jadi Ketua Umum Partai Demokrat, bukan hanya untuk menyelamatkan Partai Demokra, tapi menyelamatkan demokrasi, bangsa dan negara.

Moeldoko pun menegaskan, agar jangan membawa-bawa Presiden Jokowi dalam persoalan ini.

AHY mempertanyakan tarikan ideologis apa yang dimaksud KSP Moeldoko.

AHY selalu menyebut KSP Moeldoko, meski Moeldoko mengatakan, langkahnya jangan dikaitkan dengan Presiden.

Menurut AHY, ideologi Partai Demokrat sudah jelas. Pancasila menjunjung kebhinekaan dan pluralisme.

Dua skenario yang bisa terjadi.

Pertama, Demokrat versi KLB menerima putusan Pemerintah, namun terus melakukan proses delegitimasi terhadap Demokrat pimpinan AHY melalui jalur politik. Termasuk mempersoalkan AD/ART Demokrat 2020 yang katanya bertentangan dengan UU Parpol.

Kedua, kubu KLB Deli Serdang menerima putusan Pemerintah dan mengupayakan rekonsiliasi politik dengan kubu AHY, dengan mengadopsi sejumlah senior Demokrat yang tersingkir.

Akankah Demokrat mampu menyelesaikan konflik kepemimpinan di tubuh partai dan akan mampu mendongkrak suara?

Atau Demokrat gagal mengelola konflik dan berimbas pada merosotnya suara Demokrat?

Elite Demokrat lah yang menentukan.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x