Kompas TV internasional kompas dunia

Kyal Sin, "Angel" yang Ditembak Mati Polisi Myanmar Ternyata Ingin Sumbangkan Organ Tubuhnya

Kompas.tv - 5 Maret 2021, 14:43 WIB
kyal-sin-angel-yang-ditembak-mati-polisi-myanmar-ternyata-ingin-sumbangkan-organ-tubuhnya
Para demonstran memberikan penghormatan tiga jari saat pemakaman Kyal Sin, pengunjuk rasa yang dijuluki Angel, Kamis (4/3/2021). (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati

MANDALAY, KOMPAS.TV - Kyal Sin merupakan demonstran wanita muda yang ditembak mati oleh polisi Myanmar ternyata memiliki keinginan untuk menyumbangkan organnya.

Kyal Sin, atau yang akrab disapa Angel, menjadi salah satu martir dari gerakan rakyat menolak kudeta yang dilakukan oleh junta militer,

Gadis berusia 20 tahun tersebut ditembak mati oleh polisi saat berdemonstrasi di jalanan Kota Mandalay, Rabu (3/3/2021).

Baca Juga: Penampakan Diyakini UFO Terpantau Melayang di Langit Las Vegas, Ratusan Orang Jadi Saksi

Saat tertembak, gadis penyuka menari tersebut menggunakan kaos dengan tulisan yang dibaca, “semua akan baik-baik saja”.

Menurut dokter, Kyal Sin tewas setelah ditembak di bagian kepalanya.

Slogan itu pun menjadi viral di media sosial dan menjadi bentuk penolakan terhadap kediktatoran.

Baca Juga: Tentara Garda Nasional yang Berjaga di Gedung Capitol Keracunan Makanan, Gara-gara Daging Mentah

Ribuan orang bahkan ikut mengantarkannya ke pemakaman di Madalay, Kamis (4/3/2021).

Namun rupanya sepekan sebelum unjuk rasa, Kyal Sin telah mendaftarkan tipe darahnya di laman Facebook miliknya.

Dia juga menambahkan nomor telepon dan mengatakan organnya untuk disumbangkan jika terjadi sesuatu padanya.

Baca Juga: Angel, Remaja yang Tinggalkan Pesan Sebelum Ditembak Mati oleh Polisi Myanmar

“Saya akan mendonasikannya (organ saya), jika saya meninggal. Jika seseorang membutuhkan pertolongan, saya akan menyumbangkan bahkan itu jika itu menjadi penyebab kematian saya,” tulisnya dikutip dari TRT World.

Kyal Sin merupakan satu dari 38 orang yang dilaporkan PBB tewas terbunuh, pada Rabu lalu.

Hari itu menjadi hari paling mematikan sejak kudeta Myanmar terjadi pada 1 Februari lalu, karena pembunuhan terhadap demonstran terjadi di sejumlah kota.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x