Kompas TV nasional peristiwa

Satu Tahun Covid-19: Pasien Pertama Covid-19 Sempat Terpukul Karena Hujatan Netizen

Kompas.tv - 2 Maret 2021, 12:52 WIB
satu-tahun-covid-19-pasien-pertama-covid-19-sempat-terpukul-karena-hujatan-netizen
Rosianna Silalahi mewawancarai secara eksklusif pasien pertama, kedua dan ketiga Covid-19 di Indonesia sekitar satu tahun lalu dalam Program Rosi di Kompas TV. (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Tussie Ayu

JAKARTA, KOMPAS.TV – Hari ini satu tahun yang lalu, kasus pertama Covid-19 diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Kasus pertama, kedua dan ketiga di kemudian hari diketahui sebagai Sita Tyasutami, Maria Darmaningsih dan Ratri Anindyajati. Mereka merupakan satu keluarga dimana Maria merupakan ibu dari Sita dan Ratri.

Ketiga perempuan ini pernah diwawancara secara eksklusif dalam program Rosi di Kompas TV. Dalam program ini, Sita mengaku awalnya sangat terpukul ketika mengetahui dirinya merupakan pasien pertama Covid-19 di Indonesia.

Tidak hanya harus berjuang melawan sakit, dia juga harus menghadapi berbagai stigma negatif dari masyarakat. Terlebih profesinya sebagai penari turut dikaitkan, seolah-olah menjadi biang keladi penyebab dia terpapar virus corona.

Baca Juga: 2 Maret Setahun Lalu, Jokowi Umumkan Pasien Pertama Covid-19

“Sejujurnya, awalnya kesal karena rasanya dunia sangat patriarki. Coba ini kejadiannya pada laki-laki, pasti hujatannya tidak akan sebanyak ini. Tapi karena kami tiga-tiganya perempuan, netizen baik perempuan maupun laki-laki, mereka merasa berhak dan memiliki tubuh kami untuk dikomentari, dihujat dan dilucuti,” ujarnya kepada Rosianna Silalahi dalam Program Rosi yang ditayangkan sekitar satu tahun lalu.

Ia mengaku, stigma dan hujatan masyarakat itu membuatnya sedih. Namun ternyata di media sosial bermunculan orang-orang yang membelanya. Bahkan saat itu netizen saling berdebat di laman media sosialnya.

Melihat netizen seling berdebat mengenai dirinya, dia memilih untuk tidak menanggapi hujatan itu. Ia lebih memilih untuk menggunakan media sosial untuk menebarkan hal-hal yang positif.

“Tadinya sosial media aku lock semua, tapi akhirnya aku buka lagi. Karena akhirnya satu Indonesia sudah tahu. Lalu kita ambil positifnya saja. Saya mendapatkan banyak followers dan kita pakai itu untuk memberi tahu gejala-gejala yang kita alami dan apa yang harus dilakukan, (memberi tahu) isolasi seperti apa,” ujar Sita.

Baca Juga: Satu Tahun Covid-19: Ibu Menjadi Kekuatan Pasien Covid-19 Pertama di Indonesia

Menanggapi adiknya, Ratri kemudian menambahkan bahwa secara global, masyarakat dunia memang cenderung patriarki. Demikian pula di Indonesia, yang masyarakatnya kerap memiliki anggapan negatif terhadap perempuan.  

“Mungkin bisa diambil asumsi, kalau pasiennya laki-laki, komen-komennya mungkin tidak akan sejahat itu,” ujar Ratri.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x