Kompas TV internasional kompas dunia

Junta Militer Pecat Duta Besar Myanmar untuk PBB yang Mengutuk Kudeta

Kompas.tv - 28 Februari 2021, 07:43 WIB
junta-militer-pecat-duta-besar-myanmar-untuk-pbb-yang-mengutuk-kudeta
Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun Dipecat Junta Militer. (Sumber: UNTV via AP)
Penulis : Haryo Jati

NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun dipecat oleh junta militer, Sabtu (27/2/2021).

Pemecatan itu hanya selang sehari setelah Moe Tun mengutuk kudeta Myanmar dan meminta bantuan untuk menyingkirkan militer dari kekuasaan.

Pada pidatonya yang emosional, Jumat (26/2/2021), Moe Tun mengatakan tak ada yang boleh bekerja sama dengan militer hingga mengembalikan kekuasaan kepada pemerintah yang terpilih secara demokratis.

Baca Juga: Ada-Ada Saja, Dokter Ini Nekat Lakukan Operasi Bedah Sambil Hadiri Sidang Tilang

Pada pidato tersebut, Moe Tun mengungkapkan dirinya mewakili Aung San Suu Kyi yang ditangkap oleh pihak militer pada 1 Februari lalu.

Moe Tun menegaskan komunitas internasional untuk menggunakan semua yang diperlukan untuk bergerak melawan militer, dan menolong mengembalikan demokrasi.

“Kami memerlukan aksi yang kuat dari komunitas internasional untuk secepatnya mengakhiri kudeta militer, berhenti menekan orang tak bersalah, mengembalikan kekuatan negara kepada rakyat dan mengembalikan demokrasi,” ujarnya.

Baca Juga: Polisi Tembaki Demonstran Antikudeta Myanmar dengan Peluru Karet, Jurnalis Ditangkap

Setelah berpidato, Moe Tun pun langsung melakukan penghormatan tiga jari, sebagai lambang rakyat Myanmar melawan pemerintah yang otorites.

Sementara itu, junta militer menegaskan pemecatan Moe Tun karena dia telah melakukan pengkhianatan.

“Dia telah melakukan pengkhianatan terhadap negara dan berbicara untuk organisasi tak resmi dan tak mewakili negara, serta menyalahgunakan kekuasaan dan tanggung jawab sebagai duta besar,” bunyi pernyataan mereka.

Baca Juga: Detik-Detik Pembubaran Demo Anti Kudeta Myanmar, Polisi Tingkatkan Tekanan

Unjuk rasa besar hingga saat ini masih terjadi. Polisi semakin keras dalam menghadapi para demonstran.

Pada Sabtu di Yangon, polisi menembaki demonstran dengan peluru karet dan gas air mata.

Sementara itu di Monway, seorang perempuan dikabarkan terkena tembakan polisi, namun masih belum diketahui kondisinya.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x