Kompas TV regional peristiwa

Kronologi Penemuan Fosil Gigi Hiu Purba Megalodon di Sukabumi

Kompas.tv - 24 Februari 2021, 07:30 WIB
Penulis : Reny Mardika

SUKABUMI, KOMPAS.TV - Puluhan fosil gigi ikan hiu purba megalodon ditemukan oleh masyarakat di Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Awalnya masyarakat akan membuka lahan pertanian di wilayah tersebut, namun saat membuka lahan, beberapa masyarakat menemukan batu mirip gigi besar ditempat lahan garapan.

Karena aneh dan penasaran masyarakatpun mencari informasi lewat internet  dan diketahui bahwa benda yang mereka temukan adalah gigi ikan hiu purba megalodon.

Masrakayatpun langsung melaporkannya kepada pihak desa setempat dan juga Pemerintah Kabupaten Sukabumi.

Sudah beberapa bulan di wilayah Desa Gunung Sungging tersebut terus ditemukan batu mirip gigi ikan hiu purba megalodon yang saat ini sudah ditemukan di 5 titik kampung di desa Gunung Sungging, yaitu di kampung Salenggang, Cigintung, Cilutung, Cigulingan, dan Curug Lubang.

Aparat desapun langsung membuat sebuah museum sederhana di lokasi salah satu kampung dekat ditemukannya gigi hiu purba tersebut.

Penemuan gigi ikan hiu purbapun mendapat respon dari beberapa peneliti, salah satunya peneliti dari Museum Geologi Bandung.

Mereka langsung mendatangi lokasi ditemukan gigi ikan hiu purba megalodon,  setelah diteliti mereka membenarkan bahwa benda tersebut adalah fosil dari ikan gigi hiu purba megalodon yang sudah mereka kaji secara keilmuannya.

Penelitipun menjelaskan bahwa sebelumnya di dunia para ahli, Indonesia tidak dikenal sebagai tempat ditemukan gigi hiu purba megalodon, namun dengan penemuan ini bisa membantahkan  pernyataan tersebut.

Penelitipun menjelaskan bahwa fosil gigi terbesar ditemukan di Amerika Latin dengan panjang gigi 18 sentimeter.

Dengan adanya penemuan ini di wilayah Pajampangan, Sukabumi Selatan, berpotensi untuk ditemukan fosil gigi hiu megalodon terbesar.

Kedepannya penemuan fosil tersebut akan diteliti lebih lanjut oleh para ahli museum geologi dan tidak menutup kemungkinan akan dibuat tulisan ilmiah yang bisa diterbitkan di jurnal internasional.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x