Kompas TV nasional peristiwa

Nasib Puan Maharani di Bursa Capres Tak Sekinclong Ganjar Pranowo Berdasarkan Survei LSI

Kompas.tv - 23 Februari 2021, 12:52 WIB
nasib-puan-maharani-di-bursa-capres-tak-sekinclong-ganjar-pranowo-berdasarkan-survei-lsi
Ketua DPR Puan Maharani (Sumber: KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Nama Ketua DPR Puan Maharani dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) ternyata tidak seberuntung rekan separtainya Ganjar Pranowo.  Gubernur Jawa Tengah  itu selalu masuk tiga  besar sementara Puan Maharani jauh berada di urutan bawah.

Dalam survei top of mind,  ternyata anak dari Ketua Umum PDIP Perjuangan Megawati Soekarnoputeri itu berada di urutan ke-31. Di atas Puan atau urutan 30 ada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan di bawah Puan atau urutan ke 32 ada nama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj.

    

Baca Juga: Ketua DPR Puan Maharani Minta Pers Tetap Kritis Kawal Proses Vaksinasi


Dan ketika survei menggunakan simulasi semi terbuka dengan pertanyaan, "bila pemilihan presiden didakan sekarang ini, siapa yang akan ibu/bapak pilih?" nama Puan Maharani mulai terangkat ke urutan ke-22. Pada simulasi semi terbuka ini, responden disodorkan 29 nama dan boleh ditambahkan.  

Namun ketika survei dilakukan dengan simulasi tertutup dengan menyodorkan 14 nama, Puan masuk dalam urutan 11 (0,8 persen). Dan ketika survei dengan simulasi tertutup dengan menyodorkan 10 nama, nama Puan naik lagi ke urutan ke-9. Pada urutan ke-10 ada nama Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan. 

Baca Juga: Hasil Survei LSI Sebut Masyarakat Puas Kinerja Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan survei dilakukan akhir Januari lalu tersebut  dapat membantu kita memberikan gambaran terhadap sejumlah pertanyaan terkait  sentimen atau penilaian publik terhadap kondisi nasional saat ini dan juga bagaimanakah peta awal kompetisi politik menuju Pemilu 2024.

Menurut Djayadi, peta awal ini belum menunjukan ada calon yang dominan. "Bila undang-undang pemilu tidak diubah,karena tidak ada petahana dalam pilpres 2024, maka ada kemungkinan calon presiden lebih dari dua pasang. Ini berarti seorang calon presiden baru bisa disebut memiliki peluang cukup dominan bila secara konsisten memiliki elektabilitas 40% atau lebih," kata Djayadi.
 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x