Kompas TV regional budaya

Hadirkan 17 Musisi Lokal, Jogja Music Week 2021 (JMW 2021) Bersiap Memberi Arti di Tengah Pandemi

Kompas.tv - 4 Februari 2021, 19:01 WIB
hadirkan-17-musisi-lokal-jogja-music-week-2021-jmw-2021-bersiap-memberi-arti-di-tengah-pandemi
Logo Jogja Music Week (JMW) (Sumber: Jogja Music Week)
Penulis : Eddward S Kennedy

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah masa pandemi Covid-19 yang belum juga surut, kerinduan terhadap pagelaran musik jelas kian menggebu. Jogja Music Week (JMW) berusaha menampilkan konsep berbeda dalam menyuguhkan pagelaran musik yang melibatkan band-band lokal.

JMW merupakan bagian dari Pangan Fest 2021. Acara ini bertujuan memberikan ruang apresiasi dan presentasi bagi musisi dan talent-talent muda khususnya dalam proses kreatif di dunia musik industri, siap bergulir.

Digelar selama sepekan di tujuh (7) titik coffee shop berbeda, JMW mengusung konsep panggung Open Gigs. 

Sebagaimana dijelaskan Founder JMW, Bakkar Wibowo, melalui konsep panggung Open Gigs, para new talent dan musisi yang tampil akan mendapatkan pengalaman secara langsung dari persiapan hingga tampil di atas panggung. 

“Jadi, bukan hanya dalam keahlian bermusik di atas panggung yang kita dapatkan, tapi juga pengalaman kemampuan teknis secara langsung,” ungkap Bakkar Wibowo, Rabu (4/2/2021).

Pagelaran JMW seri pertama dan pembuka tahun ini akan berlangsung di bulan Februari 2021 di Kota Yogyakarta. Mengingat masih masa pandemi, maka pagelaran perdana ini akan menggunakan konsep tapping on venue.

“Artinya, nantinya akan diputar premier melalui channel youtube Jogja Music Week,” kata Bakkar Wibowo.

Berikut daftar 17 band, solois, dan talenta muda yang bakal tampil di JMW 2021:

  • The Anwar: The Anwar alias Anak warung, band yang digawangi oleh Heru, sosok yang selama ini dikenal sebagai vokalis band legendaris Shaggy Dog.
  • NOK37: Salah satu kelompok Hip Hop senior dan menjadi legenda hidup di Jogja.
  • Korekayu: Band yang dimulai sembilan tahun lalu lewat proyek bertajuk "Retro Project". Dengan layer guitalele yang menggelitik, petikan gitar dan progresi bass yang terdengar "oldies", serta vokal dengan backing yang bertumpuk-tumpuk, Korekayu mengajak pendengarnya untuk bernostalgia dengan musik "masa lalu" yang indah.
  • Jono Terbakar: Nihan Lanisy memulai proyek sini sejak 2013 dan hingga kini, ia sudah merilis 22 album dan lima buku. Karya-karya Jono Terbakar banyak diciptakan dengan kolaborasi lintas genre, serta dana kolektif.
  • Nona Sepatu Kaca: Salah satu lagu hits dari unit kolektif dengan lima personel ini adalah Sajak dan Retorika yang mengusung nuansa tahun '60-an dan dipersembahkan untuk Soe Hok Gie.
  • Olski: Band satu ini jadi perhatian anak muda Yogyakarta sampai laris manggung di berbagai gigs sekolah dan kampus. Personelnya terdiri dari tiga orang: Febrina Claudya (vokal, kazoo), Dicki Mahardika (gitar, gitalele, ukulele), serta Shohih Febriansyah (toy keyboard, glockenspiel, pianika).
  • Jasmine Elektrik: Band lawas di banyak gigs di kota Yogyakarta. Bernama awal Jasmine Akustik, tapi diubah karena mereka beralih ke format musik yang didominasi sound elektrik.
  • Putri Ariani: Memulai karier musik lewat ajang Indonesia's Got Talent tahun 2014, perjalanan Putri terus berlanjut dan sempat terpilih membawakan lagu Song of Victory di Asian Para Games 2018.
  • Fayrush: Fai, vokalis sekaligus gitaris di band ini, adalah sosok yang menginspirasi Sheila on 7 dalam membuat Film Favorit. Selain Fai, Fayrush juga beranggotakan Didan (drum), Daniel (bass), dan Aji (gitar). 
  • Bemandry: Salah satu karya dari solois asal Garut yang kini tinggal di Yogyakarta tersebut adalah lagu Saka dan Lara. Lagu itu menjadi soundtrack buku berjudul Kala karya Stefani Bella dan Syahid Muhammad.
  • Holaspica: Melalui lagu-lagu yang menyentuh hati, Holaspica mengajak para pendengarnya untuk berkontribusi, sekecil apa pun, untuk lingkungan sekitar.
  • Perahu Karet: Band reggae ini memiliki filosofi selalu kuat, tangguh, dan elastis melewati jeram kehidupan. Sama seperti perahu karet dalam arung jeram.
  • Mahijadedi x GNTZ: Duo hiphop asal Yogyakarta ini mengusung bahasa lokal dalam berbagai liriknya yang selalu bertemakan realitas sehari-hari. 
  • Mitty Zasia: Di tengah banyaknya musisi cover yang bermunculan, Mitty tetap eksis. Bahkan belum genap setahun, videonya sudah ditonton lebih dari 25 juta kali di YouTube.
  • Archiblues: Band yang terbentuk sejak Desember 2012 di kampus Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ini mengusung genre blues dalam lagu-lagunya.
  • Megantoro: Solois asal Yogyakarta ini terkenal dengan lagunya yang berjudul Reedem Myself. Lagu ini juga menjadi salah satu soundtrack di film Teman Tapi Menikah 2.
  • Senja: Band yang terbentuk pada 2015 ini beranggotakan Kinanti Siddik (vokal), Adhitya Kameswara (gitar), Sopian Iskandar (bass), dan Alvin Yudha (drum).

Dan berikut ini tujuh (7) titik coffee shop yang tersebar di kota Jogjakarta yang akan digunakan sebagai Venue gelaran JMW 2021:

SELIMBI RESTO, ZIPPY CAFÉ, LUKSI KOPI, KYOTO GARAGE CAFÉ & KITCHEN, BALAKOSA COFFEE & CO, KANCANE COFFEE, TEA BAR AND RESTO, dan WARUNG HERU.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x