Kompas TV TALKSHOW b-talk

SWF Sangat Diperlukan di Indonesia - BUSINESS TALK (Bag 3)

Kompas.tv - 27 Januari 2021, 00:18 WIB
Penulis : Yudho Priambodo

JAKARTA. KOMPAS.TV - Chairman Creador Capital Group Darwin Cyril Noerhadi mengatakan pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) sangat diperlukan bagi Indonesia saat ini. Darwin menyampaikan adanya peningkatan kebutuhan pembiayaan dalam lima tahun terakhir.

Di saat yang sama, Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung di Indonesia relatif stagnan di angka Rp 400 triliun. Catatan tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pembiayaan infrastruktur dalam negeri.

Darwin menilai keberadaan LPI akan menarik minat investasi asing lantaran adanya satu lembaga terpercaya yang memiliki kepastian hukum. Kata Darwin, pembentukan LPI merupakan hal yang lumrah di negara-negara lain. Bahkan, ada negara yang memiliki lebih dari satu LPI seperti Singapura. 

"Ada 122 LPI di seluruh dunia dengan total aset 8 triliun dolar AS," ucap Darwin.

Darwin menjelaskan tujuan pembentukan LPI di sejumlah negara berbeda-beda. Untuk Norwegia, UEA, Arab Saudi, dan Kuwait, tujuan pembentukan LPI untuk mengelola surplus dari sumber daya alam, investasi jangka panjang, tujuan wealth creation di masa yang akan datang. Sementara China, Korsel, dan Singapura, ingin berinvestasi jangka panjang pada aset privat maupun publik.

"Australia dan Selandia Baru tujuannya menghasilkan pengembalian stabil jangka waktu panjang pada portofolio multisektor. Sedangkan Filipina dan India untuk mendukung pembangunan ekonomi domestik dan membawa investor swasta lokal dan asing," ungkap Darwin. 

Sementara Indonesia, kata Darwin, akan secara bersama melakukan investasi dengan mitranya, mengelola investasi selama jangka waktu yang disepakati, dan akhirnya merealisasikan nilai tambah. Pada tahun pertama, ucap Darwin, apabila dibeli dari salah satu BUMN, baik mayoritas atau minoritas, dana yang diperoleh dapat langsung diinvestasikan ulang oleh BUMN tersebut.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x