Kompas TV entertainment film

Acasa, My Home , Film Dokumenter Tentang Sebuah Keluarga di Tepi Peradaban

Kompas.tv - 24 Januari 2021, 01:24 WIB
acasa-my-home-film-dokumenter-tentang-sebuah-keluarga-di-tepi-peradaban
Anak-anak keluarga Enache dalam salah satu adegan di film dokumenter "Acasa, My Home". (Sumber: Zeitgeist Films / Kino Lorber via AP)
Penulis : Vyara Lestari

BUKARES, KOMPAS.TV – Tepat di pinggiran Bukares, Rumania, sebuah keluarga dengan 9 orang anak, pernah menyebut tanah di sekitar penampungan air dan pembuangan sampah yang terbengkalai, rumah.

Dilansir dari Associated Press, selama puluhan tahun, keluarga Enache tinggal berdampingan dengan alam dan tidur dalam sebuah gubuk yang meski sempit dan sesak, tapi nyaman. Mereka tak mengganggu kehidupan siapapun dan tak seorang pun mengganggu kehidupan mereka, sampai kota Bukares kemudian memutuskan mengubah area yang mereka tinggali menjadi sebuah taman publik hingga tak lagi bisa mereka tinggali. Selama 25 tahun tak tersentuh pembangunan, kawasan itu berkembang menjadi ekosistem dengan keragaman yang kaya. Namun, tiba-tiba keluarga Enache mendapati diri mereka harus menyesuaikan diri dengan kehidupan yang tak terbayangkan sebelumnya.

Baca Juga: The Dissident, Film Dokumenter Pembunuhan Keji Jurnalis Jamal Kashoggi

Kisah nyata luar biasa inilah yang diangkat dalam film dokumenter Rumania bertitel “Acasa, My Home” debutan pembuat film Radu Ciorniciuc. Sejak tayang perdana pada Festival Film Sundance tahun lalu, dokumenter ini menuai banyak penggemar di kalangan selebriti, termasuk Ethan Hawke dan sutradara Debra Granik. Disebut-sebut layak dinominasikan mendapat Oscar, Hawke membandingkan sejumlah gambar dalam dokumenter ini dengan karya sutradara Amerika Serikat (AS), Terrence Malick. Film ini kini juga diputar di bioskop virtual.

Ciorniciuc menghabiskan 4 tahun merekam kehidupan keluarga Enache, dua orang dalam kehidupan alam bebas dan dua lainnya dalam kehidupan di kota. Latar belakangnya sebagai jurnalis yang kerap meliput sejumlah topik seperti perbudakan di jaman modern, membuatnya menyadari bahwa membuat berita pendek sederhana tak cukup menangkap kompleksitas situasi yang ada.

Baca Juga: Sutradara Hendak Ungkap Pembunuh Ibunya Lewat Serial Film Dokumenter

Ketertarikannya bermula saat ia mendengar bahwa pemerintah kota Bukares berniat mengubah kawasan terbengkalai itu menjadi sebuah cagar alam. Ciorniciuc pun ingin melihat apa yang ada di sana. Dan apa yang disaksikannya di sana sungguh mencengangkannya.

“Saya tinggal tak jauh dari area itu, dan saya ingin tahu lebih banyak tentang bagaimana mereka akan mengubahnya menjadi cagar alam. Saya juga ingin tahu apa yang ada di dalamnya,” ujar Ciorniciuc.

Di sanalah Ciorniciuc dan juru kameranya bertemu dengan dua orang anak keluarga Enache, yang mengenalkan mereka pada sang ayah. Gica Enache, yang meninggal dunia beberapa bulan lalu, menganggap dirinya sebagai pelindung sekaligus ahli kawasan itu. Gica juga telah bekerja sama dengan sejumlah ilmuwan dan birokrat.

“Jelas bagi kami bahwa kami tidak akan membuat liputan berdurasi 7 menit tentang kisah Jungle Book di jaman modern,” tegasnya. “Kami ingin memahami konteksnya. Kami ingin memahami apa yang akan terjadi pada keluarga ini saat tiba waktu mereka harus terusir dari tempat ini.”

Baca Juga: Paus Fransiskus Dukung Homoseksual dalam Film Dokumenter Francesco

Meski ada keindahan tertentu dalam kehidupan mereka di alam, kata Ciorniciuc, banyak pula pertentangan dalam batinnya menyoal kesejahteraan, pendidikan dan masa depan anak-anak keluarga Enache. Di kota, katanya lagi, ia terkejut sekaligus kecewa menyaksikan ketidakadilan rasial yang dialami anak-anak Enache.

Bioskop mencintai kisah tentang orang-orang yang memilih tinggal di luar batas kewajaran. Ini wilayah yang oleh Granik sendiri dieksplorasi dalam filmnya yang terkenal, “Leave No Trace”. Film itu, sebut Granik, menghujaninya dengan serangkaian pertanyaan dalam dirinya.

Dan sama seperti film Granik, “Acasa, My Home” mungkin tak menyediakan jawaban-jawaban gampang. Ciorniciuc sendiri mengaku bergulat dengan filmnya.

“Menyaksikan anak-anak Enache tinggal dalam apartemen, saya turut bahagia karena mereka mendapatkan apa yang mereka butuhkan. Kondisi mereka jauh lebih baik ketimbang saat mereka tinggal di dalam gubuk,” ujarnya seraya menambahkan, “Tapi saya juga menyadari bahwa keajaiban dan beberapa hal menarik dari mereka, juga hubungan mereka dengan alam dan lingkungan, mulai memudar. Ini yang membuat saya patah hati.”



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x