WASHINGTON, KOMPAS.TV – Twitter mengunci akun milik Kedutaan Besar China di Washington, Amerika Serikat (AS) setelah akun tersebut mencuitkan pernyataan bahwa perempuan di Xinjiang telah dibebaskan dan tak lagi menjadi ‘mesin pembuat bayi’ pada Kamis (21/1).
Pada 7 Januari 2021, akun Kedubes China di AS merilis cuitan, "Studi menunjukkan bahwa dalam proses pemberantasan ekstrimisme, pikiran kaum perempuan Uighur dibebaskan; serta persamaan gender dan kesehatan reproduksi dipromosikan, (hingga) membuat mereka tak lagi menjadi mesin pembuat bayi. Kini mereka lebih percaya diri dan independen."
Dilansir dari Associated Press pada Kamis (22/1), Twitter menyatakan bahwa cuitan tertanggal 7 Januari 2021 tersebut melanggar kebijakan tentang dehumanisasi.
Baca Juga: Jack Dorsey Soal Tutup Akun Twitter Donald Trump: "Ini adalah Keputusan yang Tepat"
Kebijakan itu menyebut, “dehumanisasi atau merendahkan kemanusiaan atas sekelompok orang berdasarkan agama, golongan, usia, disabilitas, penyakit serius, asal negara, ras, atau etnisitas, adalah dilarang.”
Baca Juga: Viral Di Twitter, Kristen Gray Akhirnya Dideportasi dan Dilarang Untuk Kembali Ke Indonesia!
Sejak 8 Januari 2021, tak ada cuitan lagi dari akun tersebut. Untuk membuka kunci akun, pihak kedubes harus menghapus cuitan tersebut.
Kedubes China di AS sendiri belum merespon hal ini.
Pada pekan ini, pemerintahan Trump sempat mengeluarkan pernyataan yang menyebut bahwa kebijakan dan tindakan China terhadap kaum muslim dan etnis minoritas di wilayah Xinjiang barat merupakan "kejahatan terhadap kemanusiaan" dan "genosida".
Baca Juga: China Bantah Klaim Mantan Menlu AS Tentang Genosida di Uyghur
Alasannya, ada pemaksaan pendalian kelahiran bagi kaum Uighur. Alasan lain menyebut soal kerja paksa China bagi kaum Uighur dalam memproduksi sejumlah barang seperti pakaian dan alat elektronik seperti kamera dan monitor komputer.
Namun pada Rabu, sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan bahwa tindakan China merupakan “genosida”, Menteri Luar Negeri China balas menyebut Pompeo sebagai “badut kiamat” dan bahwa pernyataan Pompeo adalah “sampah”.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.