Kompas TV regional berita daerah

Bergejala Covid Meninggal karena Ditolak 10 Rumah Sakit, Ini Kata Satgas Covid-19 Kota Depok

Kompas.tv - 19 Januari 2021, 11:49 WIB
bergejala-covid-meninggal-karena-ditolak-10-rumah-sakit-ini-kata-satgas-covid-19-kota-depok
Ilustrasi ketersedian tempat tidur rumah sakit. Rumah sakit lapangan disiapkan di auditorium Rumah Sakit Angkatan Darat di Lisbon, Portugal, 11 Januari 2021 untuk menanggulangi melonjaknya kasus Covid-19 di Portugal. (Sumber: AP Photo/Armando Franca.)
Penulis : Gading Persada

DEPOK, KOMPAS.TV- Seorang warga Kota Depok yang bergejala Covid-10 dikabarkan meninggal dunia di dalam taksi online usai ditolak 10 rumah sakit lantaran penuh.

Satgas Covid-19 Kota Depok pun meminta kepada LaporCovid-19 sebagai pihak yang mengekspos temuan itu ke media untuk bisa memberikan penjelasan terkait kronologisnya termasuk memberikan data-data terkait.

“Saya sudah coba komunikasi dengan pihak LaporCovid-19 terkait dengan informasi ini, karena informasi ini yang dimedia belum dijelaskan seperti apa kronologisnya dan kami sudah menyampaikan melalui contact person di LaporCovid-19 untuk menjelaskan kronologis kejadiannya, terjadinya di rumah sakit di mana saja dan pasiennya di mana. Karena kan ini kami baru dapat informasi sementara dari pihak Lapor Covid-19 bahwa ada di antaranya rumah sakit di Depok dan juga di Jakarta," jelas Juru Bicara Satgas Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana, Senin (18/1/2021) sebagaimana dilansir dari detikcom.

Baca Juga: Bergejala Virus Corona Meninggal di Taksi Online Usai Ditolak 10 Rumah Sakit, Ini Kata Ridwan Kamil

Dadang juga meminta agar pihak LaporCovid-19 memberikan klarifikasi terkait kejadian tersebut agar tidak menimbulkan miss persepsi.

Klarifikasi dari Lapor Covid-19 juga diperlukan sebagai bahan evaluasi Satgas setempat.

“Makanya ini yang harus disampaikan. Karena LaporCovid-19 itu kan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh warga kepada aplikasi Lapor Covid-19. Makanya kemarin sudah kami diskusikan di Satgas kepada pihak LaporCovid-19 untuk jelaskan kasus ini kepada warga seterang-terangnya agar tidak timbul miss persepsi. Nah ini pun akan bagus sebagai bahan evaluasi kami, kalau memang dari sisi tata laksana, informasi kepada warga kurang dan lain-lain,” papar dia.

Baca Juga: Evaluasi Prokes di Jabar, Ridwan Kamil: Kota Bekasi Paling Taat, Kota Depok Paling Bandel

Dari informasi yang disampaikan oleh LaporCovid-19 dan Center for Indonesia's Strategi Development Initiatives (CISDI), peristiwa itu terjadi pada 3 Januari 2021. Dadang menjelaskan pada periode tersebut, bed occupancy di Rumah Sakit rujukan Covid-19 di Kota Depok memang sedang penuh.

“Karena memang pada periode itu kita bisa sampaikan bahwa memang kondisi rumah sakit tidak hanya di Depok, di seluruh wilayah di Jabodetabek juga kondisinya memang full dan masuk-keluar, masuk-keluar begitu, tetapi kondisi bed occupancy ratio-nya sudah di atas 80 persen,” tutur Dadang

Saat ini ada 20 rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 di Kota Depok Bed occupancy di 20 rumah sakit tersebut saat ini di atas 85 persen.

Baca Juga: Dimulai Hari Ini, PPKM di Depok: Aktivitas Warga Dibatasi, Pusat Perbelanjaan sampai Pukul 19.00 WIB

“Kami ada 20 rumah sakit di Depok yang menjadi rujukan rumah sakit Covid. Akan tetapi kondisi 85 persen itu secara riilnya itu full, karena memang misalnya dalam satu ruangan itu ada 2 bed, di dalam 2 bed itu ada 1 perempuan, 1 otomatis kosong sementara yang antrenya laki-laki kan tidak mungkin juga dimasukkan laki laki. Jadi dengan kondisi seperti itu rumah sakit dalam kondisi penuh, tapi IGD pun banyak dilakukan tindakan IGD,” tandas dia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x