Kompas TV internasional kompas dunia

Palestina Memulai Vaksinasi Massal Pada Kuartal Pertama 2021

Kompas.tv - 19 Januari 2021, 02:14 WIB
palestina-memulai-vaksinasi-massal-pada-kuartal-pertama-2021
Seorang wanita menghadiri misa di samping tiga botol pembersih tangan yang tersedia untuk jamaah di Gereja Makam Suci, tempat Yesus Kristus diyakini dimakamkan, di Kota Tua Yerusalem, Senin, 18 Januari 2021. (Sumber: AP / Maya Alleruzzo)
Penulis : Tussie Ayu

RAMALLAH, KOMPAS.TV – Palestina akan memulai batch pertama imunisasi massal Covid-19 pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat di Kementerian Kesehatan Palestina, Yasser Buzieah, Senin (18/1/2021).

Palestina akan mendapatkan vaksin pertama melalui kemitraan yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan organisasi kemanusiaan yang dikenal sebagai COVAX. COVAX bertujuan untuk menyediakan vaksin gratis bagi hingga 20% populasi negara miskin, yang banyak di antaranya terkena dampak pandemi yang sangat parah.

"Kami menerima surat resmi yang mengatakan bahwa Palestina adalah anggota kunci dalam organisasi ini (COVAX) dan proses penyediaan vaksin akan dimulai pada kuartal pertama 2021," kata Buzieah seperti dikutip dari Associated Press.

Baca Juga: Israel Akan Lakukan Vaksinasi Tahanan Palestina

Palestina yang saat ini mengelola sebagian Tepi Barat, juga sedang dalam pembicaraan dengan Pfizer dan Moderna serta AstraZeneca dan Rusia untuk pengadaan vaksin.

Sedangkan Israel, telah memulai program vaksinasi massal pada akhir Desember lalu. Pemerintah Israel mengklaim program vaksinasi mereka merupakan salah satu yang terbaik di dunia karena telah memberikan sekitar 2 juta dosis vaksin.

Namun demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan keprihatinan tentang distribusi vaksin virus corona yang tidak merata. Israel telah memvaksinasi lebih dari 20% populasinya, namun warga Palestina belum menerimanya.

"Kami berdiskusi dengan Israel di sejumlah tingkat, juga dari tingkat yang lebih tinggi dari organisasi kami, mencoba untuk mengeksplorasi pilihan, apakah Israel dapat mempertimbangkan untuk mengalokasikan vaksin untuk Palestina," Dr. Gerald Rockenschaub, kepala kantor WHO untuk wilayah Palestina.

Baca Juga: Israel Mulai Vaksin Covid-19 Pada 27 Desember, Bagaimana dengan Palestina?

Dia mengatakan bahwa target utama adalah petugas kesehatan garis depan. Di bawah perjanjian Oslo yang ditandatangani pada 1990-an, Otoritas Palestina bertanggung jawab atas perawatan kesehatan di wilayah yang dikelolanya, sementara kedua belah pihak juga harus bekerja sama untuk memerangi epidemi.

Otoritas Palestina sendiri terlihat enggan untuk meminta bantuan kepada Israel dalam masalah vaksin. Rockenschaub menolak berkomentar mengenai perselisihan politik ini, namun dari segi kesehatan masyarakat, menurutnya Israel sangat berkepentingan agar Palestina juga dapat divaksinasi.

"Akan sangat sulit untuk memastikan perlindungan penuh dari penduduk Israel, sementara tidak memastikan bahwa vaksinasi yang memadai dilakukan di pihak Palestina," katanya.

Setiap hari, sekitar 140.000 warga Palestina menyeberang ke Israel untuk bekerja. Penyebaran virus akan tetap terjadi jika hanya Israel yang mendapat vaksinasi, sedangkan Palestina tidak.

Hingga saat ini, Israel telah melaporkan lebih dari 550.000 kasus, termasuk lebih dari 4.000 kematian. Sedangkan otoritas Palestina telah melaporkan lebih dari 104.000 kasus di Tepi Barat, termasuk lebih dari 1.200 kematian, dan wabah telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x