Kompas TV regional peristiwa

Pengakuan Relawan yang Mobilnya Dijarah: Sudah Bilang Jangan Ambil, Tapi Mereka Sangat Butuh

Kompas.tv - 18 Januari 2021, 05:35 WIB
pengakuan-relawan-yang-mobilnya-dijarah-sudah-bilang-jangan-ambil-tapi-mereka-sangat-butuh
Penjarahan Desa Timbu, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju. (sumber: Wahdah Islamiyah)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Beredar 3 potongan video di media sosial yang memperlihatkan warga yang diduga pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik di Jalan Poros Majene Mamuju, Sabtu (16/1/2021). Dalam video yang beredar, warga kemudian berebut mengambil makanan dari beberapa kendaraan.

Ormas Wahdah Islamiyah mengaku bahwa mobil berisi logistik yang dijarah warga itu milik mereka.  "Kejadian  tepatnya di Desa Timbu, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju. Bantuan dari arah Kota Palu ini membawa beberapa bahan bakar dan logistik, termasuk sekitar 20 orang, " kata salah seorang relawan Wahdah Islamiyah, Rizki, dalam rilis yang diterima Kompas TV, Minggu (17/1/2021).

Baca Juga: Mensos Tri Rismaharini Soal Penjarahan Bantuan Korban Gempa: Itu Karena Bantuan Datang Terlambat

Menurut Rizki, ketika rombongan melintas  terlihat warga setempat riuh berebut menangkap kardus yang dilempar dari atas truk.

Tak bisa berbuat banyak, beberapa bahan bakar dan logistik terpaksa diambil warga yang mengaku sedang kelaparan dan membutuhkan makanan.

“Beberapa bantuan kami memang djarah, ada bahan bakar termasuk logistik. Kalau yang truk hijau itu punya PKS. Tapi memang kami yang duluan dijarah,” kata Riski.

Menurutnya, kejadian serupa juga dialami oleh beberapa tim logistik dari relawan yang lain. Namun, yang lolos adalah yang dikawal tim aparat.

“Kita sudah bilang, jangan diambil bu, pak. Tapi bagaimana, mereka juga sangat butuh,” tambahnya.

Baca Juga: Update Bencana Gempa Sulbar, Basarnas: Jumlah Korban Meninggal Dunia Terdata 78 Orang


Sementara menurut Menteri Sosial Tri Rismaharini, aksi warga itu jangan dianggap penjarahan. "Sekali lagi itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan," kata Risma, sapaan akrabnya, di Surabaya, Sabtu (16/1/2021). 

Risma menganggap wajar aksi tersebut karena kondisi di sana memang tidak ada toko yang buka. "Tidak ada toko makanan buka, mereka semua mengungsi di ketinggian untuk antisipasi gempa susulan," terang Risma. 

logistik dari pemerintah kata dia memang relatif terlambat karena untuk menuju ke lokasi bencana di jalur utama Makasar - Mamuju terputus akibat tertutup material longsor. "Jadi yang seharusnya 9 jam harus nambah 6 jam lagi karena harus memutar. Semoga hari ini material longsor di jalur itu bisa dibersihkan," jelasnya.
 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x