Kompas TV regional peristiwa

Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas Sejauh 4,5 KM, Warga Desa Terdekat Segera Mengungsi

Kompas.tv - 16 Januari 2021, 21:51 WIB
gunung-semeru-muntahkan-awan-panas-sejauh-4-5-km-warga-desa-terdekat-segera-mengungsi
Gunung Semeru di Jawa Timur meletus dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Sabtu (16/1/2021) sore pukul 17.24 WIB. (Sumber: BNPB)
Penulis : Ahmad Zuhad

LUMAJANG, KOMPAS.TV - Gunung Semeru meletus pada Sabtu (16/1/2021) pukul 16.30 WIB. Gunung yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Malang itu memuntahkan awan panas sejauh 4,5 km.

Masyarakat Desa Sipiturang telah mengungsi ke dataran tinggi. Desa Sipiturang hanya berjarak 4 km dari kawah Semeru. 

BNPB menghimbau masyarakat yang tinggal di sekitar Desa Sumber Mujur dan Desa Curah Koboan juga waspada akan ancaman bencana. 

Hal itu terkait potensi banjir lahar dingin di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan apabila turun hujan berintensitas tinggi. 

Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) awan panas Gunung Semeru meluncur mengarah ke Besuk Kobokan.

"Iya benar terjadi awan panas guguran amplitudo 22 mm durasi 4287 detik, jarak luncur 4.5 kilometer arah Besuk Kobokan," kata Mukdas Sofyan, petugas Pusat Vulkanolofi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Sabtu (16/1/2021).

Mukdas mengatakan, awan panas masih menyembur pada pukul 17.24 sampai 18.35 WIB.

Awan panas itu disusul guguran lava dengan jarak luncur antara 500 m sampai 1 km dari Kawah Jonggring Seleko ke arah Besuk Kobokan.

Pantauan terakhir oleh TribunJatim.com lava masih berguguran di Desa Supiturang, daerah yang hanya berjarak 6 kilometer dari Gunung Semeru.

Gunung Semeru kini berada dalam status Level II (Waspada). Warga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah Gunung Semeru dan jarak 4 km selatan-tenggara dari arah bukaan kawah.

PVMBG menyebut, erupsi Gunung Semeru mengancam warga dalam bentuk lontaran batuan pijar di sekitar kawah gunung. Lontaran abu juga dapat menjadi ancaman lebih luas karena dapat menyebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Radius dan jarak aman masih akan terus dievaluasi untuk mengantisipasi aktivitas terbaru Gunung Semeru.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x