Kompas TV nasional peristiwa

Ancaman Bahaya Erupsi Gunung Merapi Berupa Lontaran Batuan Pijar di Sekitar Puncak

Kompas.tv - 16 Januari 2021, 21:44 WIB
ancaman-bahaya-erupsi-gunung-merapi-berupa-lontaran-batuan-pijar-di-sekitar-puncak
Gunung Semeru di Jawa Timur meletus dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Sabtu (16/1/2021) sore pukul 17.24 WIB. (Sumber: BNPB)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPAS.TV – Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran (APG) sejauh kurang lebih 4,5 kilometer, Sabtu (16/1/2021).

Kasubbid Mitigasi Gunungapi Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Nia Haerani menjelaskan saat ini gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut level II atau Waspada.

Menurut Nia potensi ancaman bahaya dari erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak.

Baca Juga: Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas Statusnya Waspada

Sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin

Potensi ancaman bahaya lainnya yani berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah atau ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.

"Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak," ujar Nia, Sabtu (16/1/2021). Dikutip dari Tribunnews.

Adapun arah luncuran awan panas dan guguran mencapai jarak luncur maksimum 4 kilometer ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.

Baca Juga: Banjir Lahar Hujan Gunung Semeru Terjang Tempat Wisata

Selain itu dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Di kesempatan berbeda Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengimbau masyarakat yang bermukim di sekitar Desa Sumber Mujur dan Desa Curah Koboan dan sekitarnya agar waspada dalam menghadapi potensi bencana yang dapat ditimbulkan.

“Dalam hal ini, khususnya masyarakat di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Curah Kobokan agar tetap waspada dalam menghadapi adanya intensitas curah hujan yang tinggi, sebab hal itu dapat memicu terjadinya banjir lahar dingin,” ujar Raditya melalui keterangan tertulisnya.

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x