Kompas TV bisnis bumn

Indonesia Bentuk Holding BUMN untuk Dirikan Pabrik Baterai Kendaraan Listrik

Kompas.tv - 19 Desember 2020, 10:00 WIB
indonesia-bentuk-holding-bumn-untuk-dirikan-pabrik-baterai-kendaraan-listrik
Ilustrasi kendaran listrik yang membutuhkan baterai. (Sumber: Pixabay)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia membentuk sebuah holding yang terdiri dari empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mendirikan pabrik baterai kendaraan listrik.

Hal ini diungkap oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam keterangan tertulis, Kamis (17/12/2020) lalu.

"Saat ini telah dibentuk Indonesia Battery Holding (IBH) yang merupakan gabungan dari beberapa BUMN yaitu MIND ID, PT Pertamina, PT PLN, dan PT Aneka Tambang."

"Holding baterai ini akan mengolah produk nikel dari hulu ke hilir hingga menjadi produk baterai kendaraan listrik," kata Arifin saat meresmikan Public Launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Menhub Pilih Mobil Listrik untuk Jadi Kendaraan Operasional Dinas, Eselon I dan II Menyusul di 2021

Rencana pendirian pabrik baterai kendaraan listrik ini, kata Arifin, dilatari dengan potensi tambang nikel yang cukup besar sebagai bahan baku baterai.

Keempat BUMN, yakni Inalum (MIND ID), PT Pertamina, PT PLN, dan PT Aneka Tambang ini akan bertugas mendorong pengembangan industri baterai untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik.

Sementara dikabarkan, Antam dan Pertamina juga sedang melakukan negosiasi dengan dua investor global pemasok baterai listrik, yakni LG Chem Ltd, dan Contemporary Amperex Technology Co.Ltd (CATL).

"Diharapkan awal tahun depan, kesepakatan dengan calon mitra di dalam value chain baterai ini, baik dari tambang sampai battery pack hingga masuk daur ulang itu bisa kita sepakati," kata Direktur Utama MIND ID Orias Petrus Moedak, pekan lalu.

Melansir dari Business Korea (15/12/2020), LG Chem akan membentuk konsorsium dengan keempat BUMN di Indonesia yang tergabung dalan IBH. Selama lima tahun akan menggelontorkan dana sebesar 10 triliun won, atau sekitar Rp 130 triliun.

Dalam proyek tersebut, ragam fasilitas akan dibangun bersama. Mulai menangani proses penambangan nikel, peleburan, pemurnian, dan lainnya yang dikabarkan bakal didirikan di Maluku Utara, sementara untuk produknya dibangun di Jawa Barat.

Baca Juga: Usai Bicara Dengan Jokowi, Tesla Ke Indonesia Januari 2021 Bahas Investasi Komponen Mobil Listrik

Dalam keterangan resmi Kementerian BUMN pada Oktober 2020 lalu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, dalam proses pembangunan pabrik baterai, IBH memang akan melibatkan investasi asing guna memperkuat daya saing di pasar internasional.

"Pertamina akan masuk ke bisnis, membangun pabrik baterai EV dalam kerja sama strategis. Nantinya, Inalum bakal fokus di sektor hulu sebagai pemasok bahan baku. Sementara itu, PLN fokus di sektor hilir sebagai distributor, dan Pertamina di tengah-tengah menyiapkan prosesnya," ucap Nicke.

Nicke menambahkan, baterai lithium ion yang akan diproduksi tidak hanya untuk transportasi, tapi bisa digunakan di remote area untuk perumahan atau di wilayah yang tidak perlu storage besar, yakni semacam backup power system yang bersifat modular.

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x