Kompas TV internasional kompas dunia

Kapal Selam Nuklir Rusia Luncurkan 4 Peluru Kendali!

Kompas.tv - 13 Desember 2020, 01:13 WIB
kapal-selam-nuklir-rusia-luncurkan-4-peluru-kendali
Peluru Kendali Balistik Antar Benua Rusia meluncur dari kapal selam nuklir Vladimir Monomakh di Laut Okhotsk (Sumber: Russian Defense Ministry Press Service via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo

MOSKOW, KOMPAS TV – Sebuah kapal selam nuklir Rusia hari Sabtu (12/12/2020) meluncurkan empat peluru kendali balistik antar benua Bulava dalam latihan kesiapan nuklir Rusia, seperti dilaporkan Associated Press.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, kapal selam nuklir Vladimir Monomakh dari armada Pasifik Rusia meluncurkan empat peluru kendali secara berturut-turut dari posisi bawah laut di Laut Okhotsk. Hulu ledak kosong empat peluru kendali tersebut tepat mengenai target sasaran di Chiza, wilayah Arkhangelsk, Rusia Barat Laut, yang berjarak 5,500 kilometer dari posisi kapal selam.

Kapal Selam Nuklir Vladimir Monomakh adalah salah satu dari empat kapal selam nuklir baru kelas Borei yang mampu membawa 16 peluru kendali nuklir Bulava, dan menjadi tulang punggung militer Rusia ke depan.

Baca Juga: Militer Rusia Latihan Peluncuran Rudal Nuklir

Latihan militer tersebut mempertontonkan kesiapan dan kemampuan efek gentar Rusia yang mensimulasikan keadaan sebenarnya dari sebuah konflik nuklir skala besar.

Dalam sebuah laporan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan peluncuran empat peluru kendali balistik antar benua itu menutup pelatihan skala besar kekuatan nuklir Rusia yang berlangsung sejak hari Rabu (09/12/2020).

Dalam latihan nuklir tersebut, sebuah kapal selam nuklir Rusia yang lain meluncurkan peluru kendali balistik dari Laut Barents serta dari lokasi darat di Plesetsk. Selain itu, pengebom strategis Rusia Tu-160 dan Tu-95 menembakkan peluru kendali jelajah yang mengenai target sasaran di wilayah Arktik.

Latihan nuklir Rusia ini dilakukan hanya kurang dari dua bulan sebelum dimulainya perundingan nuklir START antara Rusia dan Amerika Serikat. Kedua negara telah membahas kemungkinan perpanjangan namun belum menemukan kata sepakat.

Baca Juga: Rusia Gelar Latihan Nuklir Strategis

Traktat START yang baru ditandatangani tahun 2010 oleh Presiden AS saat itu, Barack Obama dan Presiden Rusia saat itu, Dmitry Medvedev.

Traktat itu mewajibkan setiap negara membatasi kepemilikan maksimal sebanyak 1,550 hulu ledak nuklir, dan mewajibkan setiap negara maksimal menggelar 700 peluru kendali dan pesawat pengebom strategis.

Selain itu Traktat tersebut mewajibkan pemeriksaan dan inspeksi lapangan untuk verifikasi kepatuhan atas traktat yang ditandatangani kedua negara.

Setelah Moskow dan Washington mundur dari Traktat Senjata Nuklir Jarak Menengah yang dibuat tahun 1987, saat ini New START adalah satu-satunya kesepakatan pengendalian senjata nuklir yang berlaku antara kedua negara.

Pengamat Pengendalian Senjata Nuklir melihat kadaluarsanya traktat ini akan menghilangkan pengawasan atas kekuatan nuklir AS dan Rusia, dan merupakan sebuah pukulan bagi stabilitas dunia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x