Kompas TV internasional kompas dunia

Sekolah di New York Kembali Buka untuk Siswa Prasekolah dan SD

Kompas.tv - 8 Desember 2020, 04:26 WIB
sekolah-di-new-york-kembali-buka-untuk-siswa-prasekolah-dan-sd
Siswa SD dan prasekolah di New York, Amerika Serikat, kembali ke sekolah pada Senin, 7 Desember 2020. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu

NEW YORK, KOMPAS.TV - Kota New York membuka kembali ruang kelas untuk siswa prasekolah dan sekolah dasar pada Senin (7/12/2020). Sekolah di AS telah melalui proses buka dan tutup kembali sebanyak beberapa kali selama pandemi, yang membuat frustasi banyak pihak di seluruh AS.

Kota New York yang memiliki 1 juta siswa, menutup pembelajaran tatap muka hanya dua minggu lalu. Namun kini mereka memutuskan untuk membuka sekolah dasar dan prasekolah, karena dorongan orang tua murid. Walikota New York memutuskan kini sudah cukup aman untuk membuka sekolah kembali.

Walikota New York, Bill de Blasio pada bulan lalu mengumumkan bahwa gedung sekolah akan ditutup setelah kota itu melewati ambang batas 3% dalam tes virus corona. Kini, mereka bahkan telah mencapai 5%, tetapi de Blasio mengatakan protokol pengujian baru membuatnya aman untuk membuka kembali sekolah.

Sekitar 190.000 siswa di New York kini bisa kembali bersekolah. Namun untuk pelajar sekolah menengah dan sekolah menengah atas akan tetap menjalani sekolah online, setidaknya sampai liburan akhir tahun berakhir.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Melonjak, New York Berlakukan Pembatasan Sosial

"Ini adalah hari yang baik untuk Kota New York, bahkan dengan latar belakang yang sulit," kata de Blasio, Senin (7/12/2020), seperti dikutip dari the Associated Press.

Miriam Petrovitch yang merupakan salah satu staf di sebuah SD di Lower East Side Manhattan, New York, menyambut baik dibukanya sekolah kembali.

“Kami sangat merindukan mereka. Tidak ada sekolah tanpa anak,” kata Petrovitch.

Setelah menutup sekolah pada bulan Maret, New York menjadi salah satu kota besar AS pertama yang membuka kembali ruang kelas pada bulan September. Namun mayoritas orang tua tetap memilih pembelajaran online untuk anak-anak mereka. Orang tua lainnya memilih sistem hibrida, di mana siswa berada di ruang kelas mereka hanya beberapa hari dalam seminggu.

Baca Juga: Pemandangan Kota New York Sepi Akibat Pandemi Corona

Sejak awal tahun ajaran baru di kota New York, lebih dari 1.740 siswa dan 2.240 staf sekolah telah tertular virus, berdasarkan statistik kota.

Sistem sekolah di New York yang beberapa kali tutup dan dibuka kembali, sudah menjadi perjuangan bagi anak-anak sekolah Amerika selama setahun belakangan ini. Mereka berjuang secara akademis, psikologis dan fisik.

Distrik sekolah di seluruh negeri, baik besar maupun kecil, telah melaporkan peningkatan jumlah siswa yang tidak masuk kelas. Siswa yang tidak menggunakan Inggris sebagai bahasa utama, siswa penyandang cacat dan anak-anak miskin merupakan kelompok yang paling menderita selama masa pandemi.

Sedangkan sekolah di beberapa kota lain seperti Detroit, Boston, Indianapolis, Philadelphia, dan pinggiran kota Minneapolis dalam beberapa pekan terakhir justru membatalkan rencana untuk membuka sekolah, karena infeksi Covid-19 yang melonjak.

Pejabat kesehatan mengatakan, virus corona tidak menyebar dengan cepat di ruang kelas, karena kecil kemungkinan bagi anak-anak tertular atau menyebarkan virus corona. Sebaliknya, banyak kasus di kalangan anak-anak dan guru, yang justru didapatkan di luar aktivitas sekolah.

Baca Juga: Gubernur New York Umumkan Keadaan Darurat

Namun, kekhawatiran di kalangan orang tua dan guru tetap tinggi. Karantina yang terjadi di kalangan guru dan karyawan sekolah, membuat beberapa sekolah kekurangan pekerja.

Di saat yang bersamaan, orang tua juga mengeluh bahwa anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang baik di rumah dengan sistem pembelajaran online. Pembelajaran online juga memaksa orang tua untuk menjaga anak-anak mereka, alih-alih pergi bekerja.

Kasus baru di AS, rata-rata mendekati 200.000 setiap harinya. Jumlah ini merupakan tingkat tertinggi yang pernah tercatat. Jumlah orang Amerika yang dirawat di rumah sakit, kini juga mencapai titik tertinggi. Sebagian besar peningkatan kasus, disinyalir karena orang Amerika mengabaikan peringatan untuk tinggal di rumah dan menghindari orang lain selama libur Thanksgiving.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x