Kompas TV internasional kompas dunia

China Sentil Kemarahan Australia Terkait Foto Tentaranya yang Pegang Pisau di Leher Anak Afghanistan

Kompas.tv - 3 Desember 2020, 16:03 WIB
china-sentil-kemarahan-australia-terkait-foto-tentaranya-yang-pegang-pisau-di-leher-anak-afghanistan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Huang Chunying (Sumber: Kementerian Luar Negeri China)
Penulis : Haryo Jati

BEIJING, KOMPAS.TV - Pemerintah China menyentil kemarahan Australia terkait foto tentaranya yang pegang pisau di leher anak Afghanistan.

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison sempat meluapkan kecamannya atas foto tersebut yang diunggah Juru Bicara Kementerian China, Zhao Lijian itu.

Morrison pun mengeluarkan teguran keras kepada China atas hal tersebut dan menyebutkan gambar yang ditampilkan sebagai menjijikan.

Baca Juga: Pastikan Kembali Maju pada Pemilihan Presiden 2024, Donald Trump: Sampai Bertemu 4 Tahun Lagi

“Ini benar-benar keterlaluan dan tidak dapat dibenarkan atas dasar apa pun. Pemerintah China harus benar-benar malu atas postingan tersebut,” ujar Morison dikutip dari Business Insider.

Hal itu membuat juru bicara Kementerian Luar Negeri China lainnya, Huang Chunying menyentil dan mempertanyakan kemarahan Australia atas kasus tersebut.

“Mengapa Australia bereaksi begitu keras terkait komentar kolega saya di Twitter,” ujar Chunying.

Baca Juga: Israel Kirimkan 1,1 Miliar Dollar AS Dana Pungutan Pajak untuk Otoritas Palestina

“Kenapa begitu? Apakah mereka pikir pembunuhan kejam terhadap rakyat Afghanistan bisa dibenarkan, tetapi tidak untuk kecaman atas keberutalan yang begitu kejam? Kehidupan di Afghanistan penting!” lanjutnya.

Masalah ini bermula ketika Zhao Lijian menampilkan foto seorang tentara yang memegang pisaunya ke leher seorang anak Afganistan di Twitter.

“Sangat mengagetkan dengan pembunuhan masyarakat sipil dan tahanan di Afghanistan oleh tentara Australia. Kami dengan tegas mengutuk aksi tersebut, dan akan meminta pertangungjawaban mereka,” cuitnya pada foto tersebut.

Cuitan tersebut dilontarkan Zhao setelah Pasukan Khusus Australia (ADF) merilis investigasi terhadap 19 tentara aktif dan mantan tentara yang dianggap bertanggung jawab atas pembantaian warga sipil Afghanistan antara 2009 dan 2013.

Namun, hal ini dikatakan sebagai salah satu langkah China dalam menekan Australia.

Baca Juga: Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi Resmi Bertugas

Hubungan kedua negara memang tengah panas, setelah Australia menjadi salah satu negara yang mengecam China atas tekanan terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.

Australia juga ikut menentang klaim China terhadap Laut China Selatan, bersama sejumlah negara lainnya.

Australia juga menjadi negara pertama yang mencekal perusahaan telekomunikasi China, Huawei dan ZTE dari jaringan 5G.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x