Kompas TV nasional sosial

Jusuf Kalla: Masjid Jangan Dijadikan Tempat untuk Kegiatan yang Menganjurkan Pertentangan

Kompas.tv - 1 Desember 2020, 18:42 WIB
jusuf-kalla-masjid-jangan-dijadikan-tempat-untuk-kegiatan-yang-menganjurkan-pertentangan
Ketua Umum Dewan Mesjid Indonesi HM Jusuf Kalla, di masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu 13/09/2020 (Sumber: Kompas TV)
Penulis : Johannes Mangihot

JAKARTA, KOMPAS.TV – Dewan Masjid Indonesia (DMI) menetang keras masjid dijadikan tempat untuk kegiatan yang menganjurkan pertentangan.

Ketua Umum DMI Jusuf Kalla (JK) mengingatkan agar pengurus masjid mengingat kembali regulasi dan prinsip DMI bahwa masjid tidak boleh dijadikan tempat menyebarkan ajaran radikal, mengajak pertikaian antarumat beragama serta sebagai tempat kampanye.

“Masjid jangan dijadikan tempat untuk kegiatan yang menganjurkan pertentangan,” ujar JK saat melakukan rapat virtual bersama pengurus DMI dan pemuda-remaja masjid se-Indonesia dari kantor DMI di Jakarta, Selasa (1/12/2020). Dikutip dari Antara.

Baca Juga: Jusuf Kalla Kecam Keras Aksi Teror di Sigi yang Tewaskan Satu Keluarga

JK juga menyinggung tentang video seruan jihad dalam kumandang azan. Ia menegaskan hal tersebut tidak benar.

Seruan jihad, sambung JK, harus diluruskan sebagai sesuatu yang bermakna baik. Bukan sebagai ajakan berbuat kekerasan dengan mengatasnamakan Islam.

"Jihad jangan dijadikan seruan untuk membunuh, membom atau saling mematikan, karena itu bisa menimbulkan aksi teror seperti yang akhir-akhir ini terjadi," ujar JK.

Sebelumnya JK juga mengingatkan terorisme adalah musuh bersama umat manusia, karena itu harus dilakukan perlawanan secara bersama sama tanpa rasa takut.

Baca Juga: Viral Azan Jihad, MUI Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi

Ia berharap aparat keamanan mengerahkan segala upaya dalam menumpas gerakan teror sampai ke akar-akarnya. Sehingga para pelaku tidak bekeliaran lagi di Poso. Demikian pula gerakan teror di wilayah lain di Indonesia.

“Saya mengecam keras aksi teroris yang melampaui batas batas kemanusiaan yang terjadi di Poso tersebut,” tegas JK.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Manan Abdul Ghani mengatakan seruan jihad sesungguhnya bermakna sebagai melakukan perbuatan dengan bersungguh-sungguh.

Sehingga, seruan jihad harus dilakukan untuk mengajak umat Islam melakukan perbuatan baik dan bermanfaat bagi orang banyak.

Baca Juga: Kelompok Teroris MIT, Kapolri: Tembak Mati Saja Mereka Jika Ketemu dan Melawan

Sementara itu, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid mengimbau kepada seluruh pimpinan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam dan para ulama memberikan pencerahan kepada umat, agar tidak terjebak pada penafsiran tekstual Alquran semata.

Menurut dia, pemahaman agama secara tekstual, tanpa disertai pengertian kontekstual, dapat melahirkan paham radikal dan ekstrem di kalangan masyarakat.

“Di sinilah pentingnya pimpinan ormas Islam, ulama dan kiai memberikan pencerahan agar masyarakat memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif,” ujar Zainut.

 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x