Puan Maharani: Tarik Nafas, Politik dan Mik

JAKARTA,KOMPAS.TV- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani jarang sekali bisa tampil diwawancarai secara khusus oleh media. Namun kali ini  presenter  Boy William, yang baru pertama kali menginjakan kaki di Gedung DPR,  langsung mewawancari politisi dari PDIP ini, yang ditayangkan Kamis (12/11/2020).

Dalam tayangan di “Di Balik Pintu” Boy mewawancarai Puan mulai dari awal terjun ke politik hingga insiden mematikan mik pada sidang paripurna pengesahan RUU Ciptakerja pada 5 Oktober lalu.

Puan yang berbaju hitam mengajak Boy ke ruang sidang paripurna, yang disebutnya ”happening itu loh“. Puan mengaku ada ritual khusus yang dilakukan sebelum memimpin sidang yaitu menarik nafas dalam-dalam. 

Selama masa pandemi, kehadiran fisik anggota DPR (sebanyak 575 anggota) dibatasi hanya 20 persen saja.  Di luar pandemi,  kata Puan, gedung DPR biasa dikunjungi sampai 10 ribu orang termasuk staf kesekjenan dan masyarakat.

Sambil berjalan, Puan menjelaskan awalnya tertarik ke dunia politik,  karena darah yang mengalir di dirinya pun  darah politik. Kedua orang tuanya (almarhum Taufik Kiemas dan Megawati Soekarnoputeri) adalah politisi PDIP. “ Awalnya nggak suka banget. Sampai nikah ditanya, kamu mau masuk ke politik nggak? Karena ibu bapak saya itu sibuk banget,” kata Puan. Namun sampai pada suatu ketika, sang ayah terus bertanya, akhirnya Puan pun luluh dan ikut jejak kedua orang tuanya. “Ternyata I love it, fun, enjoy,” katanya sambil tertawa.

Baca Juga: Dapat Bintang Mahaputera dari Presiden Jokowi, Puan Maharani: Ini Amanah

Mendengar kisah Puan yang masuk dunia politik, Boy pun menanyakan apa ia harus masuk dunia politik. Puan menanggapi dengan antusias  dan mengajak Boy masuk politik. “Kalau aku jadi Presiden coblos aku yaa," canda Boy William sambil tertawa. Tak kalah gesit, Pun menanggapi, “sebelumnya kampanye buat aku dulu ya," sambil tertawa.

Tapi bagian yang paling banyak disimak adalah ketika  Boy pun menyinggung peristiwa yang ramai pada saat pengesahan RUU Cipta kerja yaitu ketika Puan mematikan mik anggota dewan yang sedang bicara.  "Saya mematikan mik tersebut bukan disengaja, tapi untuk menjaga jalannya persidangan, supaya berjalan baik dan lancar, dan karena waktu itu sebenarnya sudah diberikan kesempatan untuk berbicara tapi ingin berbicara lagi, berbicara lagi," kata Puan.

Lagi pula, katanya,  kalau satu orang sudah diberikan kesempatan bicara, harusnya tidak mengulang lagi berbicara.  “Tapi memberikan kesempatan pada yang lain untuk berbicara.  Dan kalau di floor itu lagi berbicara, di atas itu enggak bisa ngomong, karena otomatis," ujar Puan sambil memberikan contoh sistem kerja mikrofon di ruang paripurna. (iman Firdaus) 

Baca Juga: Sindir Puan Maharani Matikan Mikrofon, Najwa Shihab: Saya Tidak Matikan, Semua Berhak Bicara