Kompas TV internasional kompas dunia

Bahagia Trump Gagal Kembali Jadi Presiden AS, Hizbullah: Kejatuhan yang Memalukan

Kompas.tv - 12 November 2020, 15:34 WIB
bahagia-trump-gagal-kembali-jadi-presiden-as-hizbullah-kejatuhan-yang-memalukan
Presiden AS Donald Trump ketika memberikan keterangan pers dari Gedung Putih, Rabu (4/11/2020). (Sumber: Associated Press)
Penulis : Haryo Jati

BEIRUT, KOMPAS.TV - Gagalnya Donald Trump mempertahankan kedudukan sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), membuat pimpinan Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah bahagia.

Nasrallah bahkan menyebut apa yang menimpa Trump sebagai kejatuhan yang memalukan.

Trump kalah dari Joe Biden pada pemilihan Presiden melalui electoral collage, Sabtu (7/11/2020) waktu setempat.

Baca Juga: Dari Istana Bogor, Jokowi Hadiri KTT Ke-37 ASEAN secara Virtual

Selama masa pimpinan Trump, AS memang lebih banyak memudahkan Israel.

Mereka mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan Kedutaan Besar ke AS.

Trump juga yang mengorganisir sehingga sejumlah negara Islam seperti Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Sudan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Biden Pilih Orang Lama Sebagai Kepala Staf Gedung Putih

Trump juga memperluas sanksi untuk Hizbullah, dengan menempatkan mereka sebagai grup teroris.

Selain juga memerikan tekanan untuk rekan mereka di Lebanon sebagai bagian dari kampanye melawan Iran.

Nasrallah yang kini berada di Lebanon, menegaskan bahwa pemerintahan era Trump berada di antara yang terburuk, jika bukan sebagai yang paling buruk.

“Dengan sosok seperti Trump, segalanya menjadi mungkin di eranya,” tutur Nasrallah seperti dikutip dari Al-Jazeera.

Baca Juga: Perawat Ditangkap Karena Dugaan Membunuh Delapan Bayi

“Poros perlawanan harus berada dalam keadaan dan kesiapan tinggi untuk menanggapi kebodohan dua kali yang lebih keras dari Amerika dan Israel,” tambahnya.

Meski begitu, Nasrallah merasa hadirnya Presiden AS yang baru tak akan mengubah politik pro-Israel yang dilakukan Washington di Timur Tengah.

Biden sendiri mengungkapkan pemerintahannya adalah mendukung solusi dua negara, yang selama ini ditampik oleh era Trump.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x