Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

KBRI Tokyo Tandatangani Kontrak Dagang dan Investasi Lebih dari USD 321 Juta dengan Jepang

Kompas.tv - 12 November 2020, 13:21 WIB
kbri-tokyo-tandatangani-kontrak-dagang-dan-investasi-lebih-dari-usd-321-juta-dengan-jepang
Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Tri Purnajaya (tengah) berfoto dengan para pengusaha Jepang usai penyerahan Ambassador Award KBRI Tokyo. (Sumber: Dokumentasi Pensosbud KBRI Tokyo.)
Penulis : Zaki Amrullah

TOKYO, KOMPAS.TV- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menandatangani  kontrak dagang dan investasi senilai lebih dari USD 321 juta dengan importir & investor Jepang,  untuk produk kertas, makanan, drip kopi, serta investasi di bidang pengolahan limbah sawit.

Langkah ini dilakukan menindaklanjuti penyelenggaraan "Virtual Event Trade Expo"  Indonesia ke-35 yang dimulai  pada tanggal Selasa (10/11) hingga Senin (16/11) yang dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.

Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Tokyo, Tri Purnajaya menyampaikan, Trade Expo Indonesia yang dilakukan secara virtual tiga dimensi ini merupakan terobosan yang sangat baik, dimana banyak pelaku usaha saat ini tidak dapat bepergian untuk melakukan transaksi dagang maupun investasi.

"Pameran di Jepang pada tahun ini sangat terdampak Covid-19 dengan banyak dibatalkan termasuk Foodex 2020 yang merupakan pameran makanan minuman terbesar di Jepang", ujar Tri Purnajaya.    

Selama masa pandemi Covid-19 lanjut Tri Purnajaya, penjualan produk makanan dan minuman di Jepang mengalami peningkatan signifikan hingga mencapai 200% Year-on-Year.

Adanya himbauan pemerintah untuk mensosialisasikan bekerja dari rumah  (work from home)  sebagai salah satu penyebabnya. Hal ini  menurut Tri Purnajaya menunjukan, adanya perubahan dalam pola konsumsi orang Jepang.

Saat terjadi fase State of Emergency antara bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2020, penjualan di salah satu supermarket terkemuka di Jepang naik 139% dibandingkan tahun lalu, dan impor makanan minuman dari Indonesia di jaringan supermarket tersebut selama masa pandemi mengalami kenaikan hingga 30%. Hal tersebut tambah Tri Purnajaya, merupakan peralihan pasokan produk yang biasa diimpor dari China ke Indonesia.

“Dengan adanya Virtual Expo memudahkan importir Jepang dalam memperoleh sourcing produk baru, dimana pada saat Covid-19 ini dan pameran di Jepang banyak dibatalkan, para importir sulit memperoleh produk baru dan hanya menggunakan supplier yang ada saja. Padahal kebutuhan akan produk makanan selama masa pandemi semakin meningkat,” tambahnya Tri Purnajaya.

Baca Juga: Menteri BUMN Jajaki Kerja Sama dengan Jepang, dari Teknologi Kesehatan hingga Industri Baterai



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x