Kompas TV regional berita daerah

Guru Besar Ilmu Budaya Pengkajian Amerika UGM Bicara Kemenangan Joe Biden

Kompas.tv - 8 November 2020, 17:01 WIB
guru-besar-ilmu-budaya-pengkajian-amerika-ugm-bicara-kemenangan-joe-biden
Presiden Amerika Serikat (AS) Terpilih, Joe Biden dalam pidato kemenangan di Wilmington, Delaware, Sabtu (7/11/2020) malam waktu setempat. (Sumber: Youtube Kompas TV)
Penulis : Switzy Sabandar

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Guru besar Ilmu Budaya Pengkajian Amerika UGM, Ida Rochani, menanggapi hasil pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat yang memenangkan Joe Biden. Kemenangan Joe Biden dinilainya sebagai sesuatu yang wajar di masa sekarang.

“Joe Biden bisa memberikan nafas baru, ada sesuatu yang berbeda,” ujarnya.

Ia mengungkapkan kemenangan Joe Biden sudah sesuai dengan banyak prediksi selama proses pilpres Amerika berlangsung, misal banyak anggota Partai Republik maupun Demokrat yang tidak suka Trump.

Baca Juga: Profil Joe Biden, 3 Dekade Calonkan Diri jadi Presiden AS, Kini Mimpinya Jadi Kenyataan

Menurut Ida, pilpres Amerika kerap dipandang oleh orang Indonesia sesuai dengan cara pandang Indonesia. Padahal, Pilpres Amerika harus dilihat di dalam konteksnya.

Ia mencontohkan, kemunculan Donald Trump dengan sikapnya yang agresif membuat banyak orang tercengang-cengang. Namun, tidak sedikit orang Indonesia yang memaklumi perilaku Trump dan menganggapnya sebagai bagian dari budaya yang berbeda.

“Padahal, di Amerika ini juga fenomena yang aneh,” kata dosen Sastra Inggris FIB UGM ini.

Ida memaparkan pilpres di antara dua kandidat Joe Biden dan Donald Trump ini berbeda dengan pilpres sebelumnya. Ada dua faktor yang membedakan.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo Ucapkan Selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris

Pertama, kemiskinan. Kondisi di Amerika tidak seperti dulu lagi saat Trump menaikkan standar poverty line atau garis kemiskinan yang berdampak pada akses kesehatan dan makanan.

Kedua, pandemi Covid-19. Pilpres Amerika dengan kandidat Joe Biden dan Donald Trump tidak seheboh sebelumnya karena situasi yang tidak kondusif menyongsong pemilu, sehingga masyrakat pun lebih apatis.

“Kondisi yang sudah seperti itu didukung dengan pengalaman Trump selama menjabat jadi presiden Amerika yang membuat keterpurukan tajam,” ucap dosen yang dikukuhkan menjadi guru besar UGM pada 2015 ini.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x