Kompas TV regional berita daerah

Gebrakan Baru 7 Promotor Musik Besar di Indonesia

Kompas.tv - 30 Oktober 2020, 13:43 WIB
gebrakan-baru-7-promotor-musik-besar-di-indonesia
Ilustrasi pertunjukan musik yang diselenggarakan promotor (Sumber: Shutterstock/Tribunnews.com)
Penulis : Switzy Sabandar

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) resmi berdiri pada 28 Oktober 2020. Perkumpulan ini  menjadi wadah bagi para promotor di Indonesia untuk memajukan ekosistem pertunjukan dan festival musik di Indonesia.

Deklarasi berdirinya APMI diinisiasi oleh tujuh promotor musik besar di Indonesia, yakni, Dewi Gontha (Java Jazz Festival, Java Festival Production), Dino Hamid (Berlian Entertainment), Emil Mahyudin (Nada Promotama), David Karto (Synchronize Festival), Darshan Pridhnani (Hype Festival), Donny Junardy (Hammersonic Festival), dan Anas Syahrul Alimi (Prambanan Jazz, Rajawali Indonesia).

“Kami mengajak para promotor musik di Indonesia untuk bergabung dan bersama-sama menggerakkan industri sebagai bagian dari karya anak bangsa yang bisa berkontribusi terhadap negara,” ujar Dino Hamid, Ketua APMI, dalam siaran pers, Jumat (30/10/2020).

Baca Juga: Pertunjukan Musik DENFEST Secara Virtual

Ia menilai bisnis industri festival musik di Indonesia besar, namun belum ada wadah yang menyatukan sehingga APMI pun didirikan.  Setidaknya sejak sewindu terakhir, industri live music di Indonesia makin meriah. Festival-festival besar seperti Java Jazz, Prambanan Jazz, Djakarta Warehouse Project, We The Fest, Hammersonic, Love Festival, hingga Synchronize Festival didatangi puluhan ribu penonton setiap tahun. Selain itu, puluhan ribu tiket konser-konser skala internasional, yang mendatangkan kumpulan rocker seperti Scorpion atau Europe, musisi blues pop tenar John Mayer, hingga boyband Korea seperti Super Junior, selalu habis terjual dalam waktu cepat.

Asosiasi promotor musik juga sudah ada di banyak negara, seperti, Association of Independent Festival (AIF), Music Venue Trust (MVT), Association of Festival Organisers (AFO), All Japan Concert And Live Entertainment, dan Turkish Promotor Association.

Keberadaan asosiasi promotor musik penting bagi negara-negara yang menjadikan sektor pertunjukan musik sebagai salah satu sumber pendapatan, seperti Britania Raya maupun Amerika Serikat. Britania Raya meraup 1,1 miliar Poundsterling dari sektor live music pada 2018, naik 10 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sektor ini juga mempekerjakan lebih dari 30 .000 orang atau naik 7 persen dari 2017.

Baca Juga: Tampil Memukau, NIKI Gelar Konser Musikal MOONCHILD Experience Secara Virtual

Di Amerika Serikat, menurut data yang dirilis Nielsen Music pada 2018, sekitar 52 persen dari total populasi AS pergi menonton live music setiap tahunnya. Pendapatan promotor raksasa seperti Live Nation juga terus naik. Pada 2019 mereka meraup 9,4 miliar dolar, lebih tinggi ketimbang 2018 yang menghasilkan 8,7 miliar dolar.

Anas Syahrul Aimi berharap para promotor musik di seluruh Indonesia bisa menjadi anggota APMI untuk menciptakan sebuah industri yang ideal dan berguna bagi semua peserta. Untuk keterangan lebih lengkap bisa mengakses informasi melalui akun Instagram @apmi.id.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x